kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PKPM dinilai tidak akan menghambat pemulihan kinerja Indocement (INTP) tahun ini


Rabu, 13 Januari 2021 / 18:49 WIB
PKPM dinilai tidak akan menghambat pemulihan kinerja Indocement (INTP) tahun ini
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muatan semen untuk dikirim antar pulau di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (7/7).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada awal tahun ini seiring kasus positif Covid-19 yang masih terus meningkat. 

Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika mengatakan hal ini cenderung tidak memberi banyak dampak terhadap kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Menurut Ajeng, PPKM tidak serta merta memberi dampak berkepanjangan terhadap kinerja Indocement.

“PKPM ini kan baru diberlakukan hingga 25 Januari 2021 saja. Lalu proyek konstruksi pun masih berjalan 100%. Setelahnya, jika vaksinasi berjalan lancar, akan memungkinkan PPKM diganti kembali jadi PSBB. Jadi tidak memberi dampak yang signifikan terhadap kinerja INTP,” kata Ajeng ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/1).

Lebih lanjut, Ajeng justru melihat pada tahun ini INTP punya prospek yang menarik dan berpeluang memperbaiki kinerjanya. Dia berkaca dari pulihnya kinerja INTP pada kuartal ketiga 2020 silam dan menilai perbaikan kinerja INTP akan kembali berlanjut pada 2021. Hal ini sejalan dengan masifnya proyek-proyek infrastruktur dan konstruksi yang dijalankan.

Baca Juga: Pembangunan infrastruktur akan mengangkat kinerja Indocement (INTP) pada tahun ini

Namun, kinerja Indocement juga dipengaruhi oleh seperti apa perkembangan kasus Covid-19. Jika kasus terus bertambah, mungkin PPKM akan kembali diberlakukan. Di satu sisi, Ajeng juga melihat masuknya dua pemain baru pada 2021 yaitu PT Semen Grobogan dan Hongsi Holdings Group juga akan memperketat persaingan bisnis industri semen terutama di pulau Jawa.

Namun, dia yakin INTP masih mampu unggul dengan kekuatan distribusi dan penerapan sistem digital melalui Sales Force Automation (SFA). "Adanya Omnibus Law dan peningkatan anggaran infrastruktur untuk tahun 2021 pun memungkinkan timbulnya efek multiplier dari pembangunan infrastruktur yang akan mendorong pengembangan kawasan industri dan pabrik,” tambah Ajeng.

Ajeng pun meyakini, selama aktivitas dan kondisi ekonomi mulai pulih, target pertumbuhan penjualan INTP akan tercapai. Hal ini karena pulihnya ekonomi akan memungkinkan pembangunan infrastruktur baik dari sektor retail maupun korporasi akan kembali berjalan lancar. Asal tahu saja, manajemen INTP mematok pertumbuhan penjualan sebesar 4% pada tahun ini.

Baca Juga: Ada vaksinasi corona, ini rencana bisnis Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) di 2021

Sementara jika dilihat dari sisi fundamental, Ajeng juga menuturkan kondisi INTP saat ini sangatlah baik. Menurut dia, INTP masih mampu memaksimalkan penggunaan bahan bakar alternatif selain batubara. Hal tersebut ditunjukkan pada kinerja kuartal ketiga 2020 dengan kenaikan margin. “Selain itu, INTP memiliki rasio utang yang rendah sebesar 0,52x, paling rendah dibandingkan dengan emiten di sektor semen lainnya,” tuturnya.

Oleh karena itu, Ajeng pun merekomendasikan untuk beli saham INTP dengan target harga Rp 18.775 per saham. Adapun pada perdagangan Rabu (13/1), INTP ditutup menguat 0,68% ke Rp 14.750 per saham.

Baca Juga: PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Mengincar Kenaikan Penjualan 4%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×