Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten pelat merah telah menyampaikan laporan kinerja di 2022. Beberapa perusahaan mampu mencetak pertumbuhan, tapi tak semua punya prospek yang baik di 2023 ini.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM bilang dari sejumlah sektor di bawah naungan BUMN, sektor telekomunikasi dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih diunggulkan untuk tahun ini.
Hal ini berkaca dari capaian kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL). Pada 2022, MTEL mencatatkan laba tahun berjalan Rp 1,78 triliun di 2022 atau naik 29,25% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari Rp 1,38 triliun.
"Kami puas melihat kinerja MTEL mungkin bisa jadi pilihan investasi. Kalau dibandingkan TWOR dam TBIG, secara valuasi MTEL lebih menarik," kata Roger kepada Kontan.co.id, Kamis (9/3).
Baca Juga: Pengamat UI: BUMN Karya Terapkan ESG untuk Menangkan Persaingan Global
Sementara untuk kelompok BUMN Karya, Roger menilai sektor konstruksi masih diselimuti sentimen negatif dari PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Apalagi kinerja PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) belum naik signifikan seperti pra-pandemi.
"Di sektor konstruksi kami masih belum punya prospek untuk buy sambil melihat perkembangan WKST," tutur Roger.
Sebagai gambaran, ADHI berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 81,24 miliar atau tumbuh 47,22% YoY dari Rp 55,18 miliar di 2021. Sementara, laba bersih PTPP hanya naik 2,15% secara tahunan menjadi Rp 271,69 miliar.
Kemudian ada PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang laba bersihnya bersih melonjak 70,18% dari raihan Rp 1,61 triliun pada 2021 menjadi Rp 2,74 triliun sepanjang 2022. Adapun Roger lebih mengunggulkan JSMR.
Baca Juga: Daerah Menanti Pembagian Saham Vale Indonesia, MIND ID: Dilaksanakan Sesuai Regulasi
Senada, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menyebut meski ADHI dan JSMR berhasil mencetak pertumbuhan hingga double digit, tapi JSMR lebih unggul.
"Di tengah kenaikan mobilitas masyarakat saat sudah tidak ada PPKM dan ada rencana kenaikan tarif tol meskipun. Namun ada risiko beban bunga yang meningkat," papar dia.
Meski begitu, Cheril memperkirakan Jasa Marga masih mampu untuk menjaga tingkat biaya bunga di kisaran 7% sampai dengan 8%. JSMR juga masih akan mendapat asing segar dari momentum Lebaran nanti.
Baca Juga: Saham Ini Diprediksi Bayar Dividen Jumbo, Apakah Cocok Untuk Investasi?
Sedangkan untuk Adhi Karya, dari pergerakan harganya sahamnya masih menunjukkan downtrend. Cheril menilai ADHI akan menghadapi sejumlah ketidakpastian di 2023 ini.
"ADHI baru akan memulai penjualan properti di kawasan LRT di Juli 2023 ini dan di semester 2 ini juga Indonesia akan mulai memasuki tahun politik yang bisa menimbulkan ketidakpastian," imbuh dia.
Adapun Cheril merekomendasikan beli JSMR dengan target harga di Rp 3.450 dan stop loss di Rp 3.200. Untuk ADHI, dia menyarankan untuk hold dengan target harga di Rp 450. Cheril juga merekomendasi hold MTEL dengan target Rp 725.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News