Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelaran piala dunia sukses mengangkat fan token bersinar. Animo tinggi dari pesta terbesar sepakbola tersebut sukses menyedot perhatian kolektor aset digital.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono menjelaskan, pada dasarnya fan token kripto masih relatif baru. Fan token membuat hubungan penggemar dengan klub semakin dekat karena pemiliknya bisa terlibat dalam pengelolaan manajemen klub dan berbagai keputusan masa depan tim kesayangannya.
"Semakin banyak fan token yang dimiliki seorang penggemar, semakin besar pula pengaruhnya dan itu menunjukkan seberapa besar loyalitasnya," ungkap Afid kepada Kontan.co.id, Rabu (23/11).
Afid bilang, Piala Dunia menjadi momen kenaikan bagi proyek fan token kripto karena pengaruh hype dan sentimen positif dari dunia sepak bola. Sejauh ini ada empat fan token dari negara peserta Piala Dunia 2022, yaitu Portugal, Spanyol, Argentina, dan Brasil.
Baca Juga: Jelang Sidang Kebangkrutan di AS, Pengajuan Menunjukkan FTX Punya Kas US$ 1,24 Miliar
Data CoinMarketCap menunjukkan fan token empat negara peserta Piala Dunia 2022 tersebut mengalami lonjakan harga menjelang digelarnya turnamen. Bahkan beberapa di antaranya baru saja mencapai harga tertinggi atau all-time high (ATH). Namun, saat ini beberapa sedang sideways dan cenderung turun.
Adapun fluktuasi harga fan token berkaitan erat dengan hasil pertandingan. Misalnya saja, Argentine Football Association Fan Token (ARG) sempat naik 17,68% dan sukses mencapai ATH-nya dua pekan lalu di harga US$ 8,12. Tetapi, setelah Timnas Argentina kalah Selasa malam (22/11), fan token ARG langsung anjlok hingga 28% dalam 24 jam terakhir.
Padahal, Afid mencermati, empat jam sebelum pertandingan harga token ARG berada di kisaran US$ 7,56. Harga ARG kemudian terbenam setelah pertandingan berakhir di kisaran US$ 4,96.
Baca Juga: CTO Indodax William Sutanto Temukan Ethereum Rp 9,8 Miliar di Email Lama
Sejauh ini Fan Token yang menjadi incaran adalah Brazil National Football Team Fan Token (BFT), Argentine Football Association Fan Token (ARG), Portugal National Team Fan Token (POR) dan Spain National Fan Token (SNFT).
Dari data publik, bisa dilihat ARG memiliki market cap sebesar US$ 19,6 juta, POR US$ 19,2 juta, BFT US$ 18,4 juta, SNFT US$ 7,4 juta. Volume trading fan token terbesar dari negara peserta Piala Dunia 2022 adalah ARG sebesar US$ 28,7 juta dalam 24 jam terakhir, di susul POR US$ 9,7 juta dan BFT US$ 2 juta.
Menurut Afid, di tengah kondisi lesunya pasar kripto, momen Piala Dunia 2022 menjadi angin segar yang membuat animo fan token meninggi. Fan token menjadi sumber pendapatan baru bagi tim sepak bola bisa menjadi model masa depan ekonomi olahraga.
"Fan token memungkinkan para pelaku industri olahraga dan hiburan untuk mengakses potensi besar Web3 dan blockchain," ujarnya.
Baca Juga: Terseret Skandal FTX.com, Tren Bearish Aset Kripto Berlanjut
Sejauh ini, fan token masih merupakan sektor ceruk yang relatif kecil dalam pasar kripto keseluruhan dengan sebagian besar token memiliki kapitalisasi pasar yang kecil. Namun, untuk trader bisa mendapatkan keuntungan dengan fluktuasi harga yang terjadi.
Kendati demikian, Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar, Christopher Tahir tidak menyarankan berinvestasi pada fan token kecuali tujuannya murni untuk koleksi. Sebab, nilai fan token masih sangat dipertanyakan dan benefitnya juga masih belum begitu sesuai dengan harga yang ditawarkan.
Di sisi lain, kapitalisasi pasar token masih begitu kecil sehingga tidak memberi dampak besar secara keseluruhan bagi pasar kripto.
"Developer harus menemukan model bisnis dan penggunaan yang lebih nyata terlebih dahulu, baru bisa menarik peminat lebih banyak," imbuh Christopher kepada Kontan.co.id, Rabu (23/11).
Ke depan, popularitas fan token diperkirakan akan meningkat di bulan-bulan berikutnya karena perhatian media internasional terhadap Piala Dunia 2022 yang menarik. Tim sepak bola nasional yang berpartisipasi melihat nilai kripto fan token mereka meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
