kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PGAS cari utang baru untuk proyek kalija


Senin, 17 Maret 2014 / 07:03 WIB
PGAS cari utang baru untuk proyek kalija
ILUSTRASI. Susu oat, adalah susu yang terbuat dari sari oat dan memiliki beberapa efek samping jika dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membutuhkan banyak pendanaan di tahun ini. Maklum, ekspansi PGAS cukup agresif. Yang terbaru, perseroan akan segera menggarap proyek infrastruktur gas bumi Kalimantan Jawa (Kalija).

Dalam proyek itu, PGAS menggandeng PT Bakrie & Brothers (BNBR). Pelaksanaan kerjasama ini akan dimulai dengan pembangunan jaringan pipa transmisi gas bumi Kalimantan-Jawa dari Lapangan Gas Kepodang menuju ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU) Tambak Lorok.

Pendanaan untuk proyek ini berkisar US$ 200 juta.  Investor Relation PGAS Nusky Suyono, mengatakan, perseroan akan mencari pinjaman perbankan untuk mendanai proyek itu. "Dari total investasi, sekitar 60%-70% akan dibiayai dari pinjaman baru," ujarnya ke KONTAN, Minggu (16/3).

Artinya, PGAS mengincar US$ 120 juta hingga US$ 140 juta pinjaman baru dari bank. Namun, ia memastikan PGAS akan mudah mendapatkan pinjaman murah untuk proyek ini. 

Sebagai informasi, pipa Kalija Tahap I ini akan memiliki panjang mencapai 207 kilometer (km). Untuk itu, PGAS dan BNBR telah membentuk perusahaan patungan yang bernama PT Kalimantan Jawa Gas. Perjanjian ini telah ditandatangani pada 10 Maret 2014 lalu.

Berdasarkan perjanjian, PGAS memiliki hak untuk mengambil bagian atas saham sampai dengan 80% dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan oleh PT Kalimantan Jawa Gas.

Belum lama ini, PGAS sudah mendapatkan komitmen pinjaman bank. Dari laporan keuangan PGAS 2013 lalu terungkap, PGAS dan PT ANZ Panin Bank telah melakukan amandemen corporate facility agreement dengan jumlah maksimum sebesar US$ 300 juta. Perjanjian itu diteken pertengahan Januari lalu.

Menurut Nusky, pinjaman itu akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasional PGAS dan untuk mengimbangi posisi kas PGAS. Pasalnya, PGAS juga sudah banyak berbelanja di awal tahun. "Ini untuk cash balance saja. Buat operasional sudah diambil semua," ujarnya. 

Tahun ini, PGAS memang mengandalkan kas internal untuk mendanai belanja modalnya. Nilai capital expenditure PGAS mencapai US$ 1,25 miliar. Di akhir tahun 2013, total kas dan setara kas PGAS masih jumbo, sebesar US$ 1,31 miliar.

Di awal tahun, PGAS melakukan ekspansi besar. Anak usaha PGAS, PT Saka Energi Indonesia mengakuisisi seluruh saham milik Hess. Nilai akuisisi itu mencapai US$ 650 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×