Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mematok belanja modal (capital expenditure) tahun ini sebesar US$ 500 juta secara konsolidasi. Sumber capex tersebut, sebagian berasal dari rencana anak perusahaan PGAS yang ingin menerbitkan global bond.
Sebelumnya, anak perusahaan PGAS, PT Saka Energi Indonesia mendapatkan obligasi global sebesar US$ 625 juta, dengan tenor 7 tahun. Dana tersebut akan digunakan untuk refinancing dan belanja modal.
Nah, penggunaan capex PGAS tahun ini, termasuk untuk belanja modal anak usaha, yakni PT Saka Energi Indonesia. Di mana belanja modal Saka Energi berkisar US$ 300 juta. Anak usaha yang bergerak di sektor hulu tersebut sedang mengerjakan beberapa proyek.
"Kenapa besar, karena sistemnya PSC (Production Sharing Contract), setiap kali cash call, jadi itu dinamakan capex. Tahun lalu kurang lebih jumlahnya juga sama," ujar Nusantara Suryono, Direktur Keuangan PGAS di Jakarta, Kamis (4/5).
Sisa dana capex tersebut, akan digunakan secara konsolidasi. Sekadar tahu, PGAS sedang mengerjakan beberapa proyek. Di antaranya seperti infrastruktur pipa gas bumi sepanjang 18,3 km di Batam.
Proyek pipa gas ini berada di kawasan bisnis Batam. Nantinya akan mendistribusikan gas bumi ke wilayah seperti Nagoya, Lubuk Baja, dan Jodoh di Batam.
PGAS juga tengah mengerjakan proyek pipa distribusi gas Sumatera Tengah sepanjang 123 km. Selain itu, pemasangan pipa laut dan fasilitasnya untuk kepulauan Riau sepanjang 5 km, dan beberapa jaringan infrastruktur gas lain di Jawa Barat dam Surabaya. Dalam waktu dekat, PGAS juga akan menyalurkan gas ke beberapa rumah susun di Jakarta.