Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Penurunan harga minyak dan fluktuasi nilai tukar rupiah mempengaruhi kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk sepanjang 2016 lalu. Laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk ini turun 24% year on year (yoy) menjadi US$ 304,32 juta atau Rp 4,04 triliun.
Sementara itu, pendapatan perusahaan berkode saham PGAS tercatat US$ 2,93 miliar, atau turun 4,3% dibandingkan pendapatan pada periode yang sama di 2015 sebesar US$ 3 miliar. Total EBITDA yang dibukukan pada 2016 mencapai US$ 807 juta.
Beban keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk naik 12,7% menjadi US$ 132,4 juta. Begitupun beban distribusi dan transmisi, yang tercatat sebesar US$ 220,4 juta.
Heri Yusup, Sekretaris Perusahaan PGAS, mengatakan, selama Januari hingga Desember 2016, PGAS menyalurkan gas bumi sebesar 1.599 million standard cubic feet per day (mmscfd), naik dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni sebesar 1.591 mmscfd.
Rinciannya, sepanjang 2016 volume gas distribusi sebesar 803 mmscfd, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 802 mmscfd. Volume transmisi atau pengangkutan gas bumi sebesar 796 mmscfd, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 789 mmscfd.
Heri menjelaskan, kondisi ekonomi dinilai masih mengalami perlambatan. Namun, PGAS masih akan mengembangkan infrastruktur gas bumi. "Perseroan masih akan agresif membangun infrastruktur gas bumi untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas nasional, meski harga minyak dunia masih tertekan," ungkap dia di Jakarta, Jumat (17/3).
Saat ini PGAS sedang mengerjakan proyek pipa distribusi gas Muara Karang-Muara Bekasi sepanjang 42 kilometer (km), serta beberapa pengembangan jaringan infrastruktur gas lainnya, seperti di Jawa Barat sepanjang 43 km dan di Surabaya sepanjang 23 km. Dalam waktu dekat, PGAS akan menyalurkan gas bumi ke beberapa rumah susun di DKI Jakarta.
Lucky Bayu Purnomo, Analis Danareksa Sekuritas, merekomendasikan buy saham PGAS dengan target harga Rp 3.000 per saham. Saham PGAS turun 4,15% menjadi Rp 2.540 pada perdagangan kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News