Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini
Tahun baru Imlek 2.564 bakal jatuh pada 10 Februari 2013. Persiapan untuk merayakan momen pergantian tahun tidak melulu soal penganan, dupa maupun lampion. Ini juga saat yang tepat bagi investor untuk melihat peruntungan saham dari kacamata fengshui.
Liem Boen Hong, Dosen Fengshui Universitas Maranatha, Bandung, menuturkan, karakteristik tahun 2.564 dalam kalender China memiliki unsur air dan api. Dua unsur ini, sayangnya, kurang bersahabat dengan pasar saham. Sebab, unsur yang bersahabat dengan pasar saham adalah unsur logam. "Sehingga energi pasar saham kurang bagus," kata Boen Hong, Jumat (8/2).
Meski begitu, kondisi tersebut tidak lantas membuat pasar saham domestik jadi suram secara keseluruhan. Beberapa sektor saham, Boen Hong menilai, masih bisa menyajikan potensi untuk meraih cuan. Setidaknya ada tiga sektor yang bisa menjadi pilihan investor. Pertama, saham-saham sektor logam seperti PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). "Unsur logamnya, kan, sangat kuat, sehingga masih bisa muncul meski dikepung air dan api," ungkap Boen Hong.
Kedua, saham-saham sektor properti. Sektor bisnis ini sangat kental dengan elemen air. Ini tentu menjadi sisi positif karena bersesuaian dengan elemen yang menguasai tahun ini. Alhasil, saham-saham sektor properti diprediksi bakal memberikan peruntungan di tahun ini.
Ketiga, saham-saham yang kental dengan elemen kayu seperti perkebunan. Seperti diketahui, air dan api merupakan dua elemen yang saling menegasikan satu sama lain. "Nah, kayu merupakan elemen yang bisa menetralisir pertentangan antara air dan api," terang Boen Hong.
Di sisi lain, ada faktor lain yang bisa membuat seseorang meraih angpau di pasar saham, yakni karakteristik yang dimiliki individu.
Dalam penerawangan Boen Hong, individu yang masih bisa meraih untung di pasar saham tahun ini adalah mereka yang masih membutuhkan api. "Individu itu harus masih dingin sehingga pasokan api dari tahun ini akan positif," tuturd Boen Hong. Kondisi dingin atau tidak bisa diterawang dari data lahir dan peneropongan aura yang biasa dilakukan pakar-pakar fengshui.
Namun, Ellen May, praktisi pasar modal mencoba lebih logis melihat prospek saham di tahun baru Imlek ini. Menurut dia, transaksi saham di momen Imlek biasanya lebih sepi dari biasanya karena sebagian investor pergi berlibur bersama keluarga untuk merayakan Imlek. "Tapi tidak akan besar, kecuali di Taiwan yang mayoritas etnis Tionghoa," ungkap Ellen. Pada kondisi pasar sepi dan terkoreksi, investor disarankan mengambil langkah profit taking.
Sementara itu, Lukas Setia Atmaja, pengajar di Prasetya Mulya Business School, memiliki pandangan berbeda. Menurut Lukas, momen Imlek tidak terlalu berpengaruh pada perdagangan saham. Pasalnya, investor yang mempercayai fengshui relatif sedikit. Investor di Indonesia relatif lebih rasional dalam menentukan keputusan investasi di pasar saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News