kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan industri China bisa menopang harga tembaga


Kamis, 18 Januari 2018 / 07:17 WIB
Pertumbuhan industri China bisa menopang harga tembaga
ILUSTRASI. Tembaga alias copper


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas tembaga mulai menguat setelah terperosok cukup dalam. Selanjutnya, pergerakan harga pekan ini akan dipengaruhi oleh rilis data pertumbuhan ekonomi dan produksi industri China.

Mengutip pemberitaan Reuters (17/1), per pukul 09.57 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan dari bursa London Metal Exchange naik 0,38% ke US$ 7.105 per metrik ton. Padahal sehari sebelumnya, harga sudah jatuh 1,83% dan ditutup di US$ 7.078 per metrik ton.

Selama sepekan terakhir, harga tembaga terpangkas 0,60%. Pergerakan harga tembaga awal tahun ini cenderung melemah setelah menyentuh level tertinggi sejak Januari 2014 di akhir tahun lalu.

Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menjelaskan, harga tembaga berhasil menguat karena faktor teknikal. Maklumlah, harga sudah terkoreksi cukup tajam.

Sentimen rilis produk domestik bruto (PDB) kuartal IV China pekan ini juga mengangkat harga. Pasar memprediksi, ekonomi China tumbuh 6,7%, lebih rendah dari periode sebelumnya 6,8%. Tapi hal ini dinilai masih positif.

Selain itu, produksi industri di China pada Desember lalu masih meningkat dan mencatat pertumbuhan mencapai 6,1%. Ini menjadi sentimen positif bagi logam industri, termasuk tembaga.

Sementara hari sebelumnya penurunan harga tembaga terjadi karena pelaku pasar merespons data persediaan tembaga di bursa Shanghai per Desember 2017. Persediaan naik menjadi 481.000 ton dibanding posisi November yang sebesar 480.000 ton. "Koreksi harga tembaga juga terkait dengan turunnya impor tembaga China di bulan Desember sebesar 4,3%," jelas Andri, Rabu (17/1).

Selain itu, perusahaan pialang berjangka CME Group melaporkan pasokan tembaga di gudangnya di Amerika Serikat melonjak 139% mencapai rekor 232.777 ton pada akhir 2017. Di sisi lain, LME melaporkan pasokan logam industri di gudang LME turun 40% sepanjang 2017.

Secara teknikal, Andri melihat indikator moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 masih beri sinyal menguat. Sinyal buy juga terlihat dari tiga indikator lain, yakni relative strength index (RSI) yang berada di level 61, stochastic di level 73,5 dan moving average convergence divergence (MACD) di level 235.

Hari ini, Andri memprediksi harga tembaga menguat dan bergerak di kisaran US$ 7.135–US$ 7.030 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×