kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pertumbuhan ekonomi global memasuki masa konsolidasi


Selasa, 28 Mei 2019 / 20:30 WIB
Pertumbuhan ekonomi global memasuki masa konsolidasi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi global masuk dalam tren konsolidasi. Namun, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih bisa tumbuh positif.

Portofolio Manager Mandiri Manjemen Investasi Aldo Perkasa menjabarkan saat ini tren ekonomi global sedang dalam masa konsolidasi.

Jika pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) di tahun lalu naik signifikan hingga sempat menyentuh 3%-4% setelah Donald Trump memberlakukan kebijakan pemotongan pajak, Aldo memproyeksikan di tahun ini kebijakan tersebut tidak lagi bisa menopang pertumbuhan negara Paman Sam.

Akibatnya, pertumbuhan ekonomi akan melaju melambat atau mencapai pertumbuhan normalnya lagi ke 2,5%. "Pertumbuhan perekonomian global cenderung landai, terlepas dengan ada atau tidaknya permasalahan perang dagang AS dengan China," kata Aldo, dalam market outlook, Selasa (28/5).

Begitu pun dengan negara emerging market seperti Indonesia, pertumbuhan di tahun ini Aldo proyeksikan akan cenderung flat atau dalam masa konsolidasi. "Jadi tidak hanya di Indonesia, riil sektor pertumbuhannya tipis tetapi seluruh dunia juga masuk pada masa konsolidasi," kata Aldo.

Aktivitas ekonomi yang cenderung melambat semakin membuat investor cenderung wait and see dalam berinvestasi. Apalagi, dengan adanya persoalan perang dagang AS dan China yang belum kunjung usai. "Perekonomian global lagi konsolidasi, aktivitas ekonomi dan perdagangan di pasar modal jadi meningkat volatilitasnya," kata Aldo.

Namun, di satu sisi pertumbuhan ekonomi yang tak signifikan membuat munculnya potensi penurunan suku bunga. Aldo memproyeksikan di kuartal III akhir The Fed berpotensi menurunkan suku bunga acuannya. Di harapkan Bank Indonesia juga bisa mengikuti langkah The Fed dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi.

Jika saat ini para pengusaha di dalam negeri cenderung masih wait and see dalam berekspansi karena terpengaruh riuh hasil pemilu presiden, Aldo memproyeksikan setelah tuntutan yang dibawa ke Mahkamah Konstitusi selesai diatasi pada Juni mendatang, maka arah pengusaha untuk ekspansi bisnisnya akan mulai terjadi dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

Aldo mengharapkan dari sisi pemerintah juga harus dapat menarik foreign direct investment (FDI) di tengah current account deficit yang semakin melebar. Aldo pun tetap optimistis bahwa IHSG bisa menguat ke 6.600 di akhir tahun selama pertumbuhan ekonomi bisa terjaga stabil dari konsumsi dalam negeri yang terus terjaga, meski sentimen global cenderung menekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×