kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina Geothermal (PGEO) Mulai Masa Penawaran Saham pada Senin (20/2)


Jumat, 17 Februari 2023 / 16:21 WIB
Pertamina Geothermal (PGEO) Mulai Masa Penawaran Saham pada Senin (20/2)
Pertamina Geothermal (PGEO) Mulai Masa Penawaran Saham pada Senin (20/2)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

Nelwin menjelaskan pada 2023, PGEO  akan menganggarkan belanja modal untuk investasi baru sebesar US$250 juta, dari belanja modal yang hanya sebesar US$60 juta pada 2022.

Selanjutnya, pada 2024, Pertamina Geothermal Energy menyiapkan investasi baru senilai total US$350 juta. Jika ditotal, PGE menyiapkan investasi senilai US$ 1,6 miliar sepanjang 2023-2027.

“Oleh karena itu, kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, seperti pelepasan saham perdana atau IPO ini. Dalam waktu dekat kami juga akan menerbitkan Green Bond dan alternatif pembiayaan lainnya,” tambah Nelwin.

Baca Juga: IPO Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Ditargetkan Selesai Akhir Februari

Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2023, kapasitas terpasang panas bumi dunia pada 2022 mencapai 16.127 mega watt (MW), dengan Amerika Serikat sebagai negara dengan kapasitas terpasang terbesar 3.794 MW, disusul Indonesia (2.356 MW), dan Filipina (1.935 MW).

Adapun, hingga 2022, kapasitas terpasang energi panas bumi di Indonesia mencapai 2.347,63 MW (proyeksi Kementerian ESDM). 

Dari total kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 2.347,63 MW tersebut, PGEO saat ini mengelola 13 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Rinciannya, sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama (join operation contract).

Adapun, kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 672 MW (own operation) tersebut dibangkitkan dari 6 area, yaitu Kamojang 235 MW (Jawa Barat), Lahendong 120 MW (Sulawesi Utara), Ulubelu 220 MW (Lampung), Sibayak 12 MW (Sumatra Utara), Karaha 30 MW (Jawa Barat), dan Lumut Balai 55 MW di (Sumatra Selatan).

Dari sisi kinerja keuangan, PGEO mencetak pendapatan senilai US$ 2 87 juta hingga akhir kuartal III-2022 atau tumbuh 3,9% secara year-on-year (yoy).

Baca Juga: Begini Peran Pertamina Geothermal (PGEO) Dalam Mencapai Bauran Energi EBT 23% di 2025

Rapor pertumbuhan pendapatan ini melanjutkan tren positif kinerja top line PGEO dalam 3 tahun terakhir atau pada rentang 2019-2021. Tercatat, pendapatan tiap tahunnya yakni US$ 328 juta pada 2019, US$ 354 juta pada 2020, dan US$ 369 juta pada 2021.

Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, PGEO membukukan kenaikan laba bersih signifikan 67,8% secara tahunan menjadi US$ 111 juta pada September 2022. Net profit margin (NPM) juga melesat dari 24% pada kuartal III-2021 menjadi 38,8% per akhir kuartal III-2022.

Kinerja solid PGEO didukung kesepakatan kontrak jangka panjang atau rata-rata di atas 20 tahun dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai offtaker tunggal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×