Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Helen melanjutkan bahwa secara prospek PGEO juga positif. Hal ini seiring dengan mandat pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan jangka panjang terhadap bahan bakar fosil.
Tren tersebut akan mendorong adopsi yang lebih besar dari sumber EBT di Indonesia. Dengan potensinya yang luar biasa di Indonesia, energi panas bumi dapat menjadi sumber energi terbarukan yang strategis.
Keunggulan biaya yang kompetitif dari energi panas bumi dibandingkan dengan energi terbarukan lainnya, terutama tenaga surya dan angin, yang membutuhkan penyimpanan, juga merupakan faktor pendorong.
Baca Juga: Laba Pertamina Geothermal (PGEO) Tumbuh 3,7% Jadi US$ 96,27 Juta di Semester I-2024
"Sebagai perusahaan pengelola panas bumi terbesar di Indonesia, kami yakin PGEO berada di posisi yang tepat untuk mendapatkan keuntungan dari kebijakan-kebijakan tersebut," paparnya.
Kevin juga mencermati, PGEO juga diprediksi akan terus mencetak pertumbuhan pendapatan yang stabil. Hal ini didukung oleh kontrak jangka panjang dengan skema take-or-pay dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Selain itu, tarif penjualan uap akan meningkat secara stabil di 2,0% dan tarif penjualan listrik akan meningkat berdasarkan United States Consumer Price Index (US CPI).
Baca Juga: PGEO Genjot Kinerja Operasional, Hingga 2026 Ada 16 Proyek Baru Beroperasi Komersial
Ia memproyeksikan pendapatan PGEO sebesar US$ 404 juta dengan laba bersih US$ 139 juta. Sementara Helen memperkirakan pendapatan PGEO capai US$ 423 juta dan laba bersih US$ 171 juta.
Seluruh analis merekomendasikan buy PGEO. Adapun target harga OCBC Sekuritas di Rp 1.400, Phillip Sekuritas di Rp 1.450, dan Pilarmas Investindo Sekuritas di Rp 1.350.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News