kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pertambangan pimpin pelemahan indeks sektoral IHSG


Selasa, 09 Mei 2017 / 20:42 WIB
Pertambangan pimpin pelemahan indeks sektoral IHSG


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,19% ke level 5.697,056 pada penutupan perdagangan Selasa (9/5) dipimpin oleh sektor pertambangan. Mengutip RTI, sektor tambang memimpin pelemahan sebesar 2,42%. Adapun pelemahan sektor tambang ini terjadi seiring terkoreksinya harga batu bara.

Mengutip Bloomberg, Senin (8/5), harga batubara kontrak pengiriman Juli 2017 di ICE Futures Exchange melemah 2,60% ke level US$ 73,15 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Tren penurunan tersebut sudah terjadi sejak akhir April lalu.

Christian Saortua , Analis Mina Padi Investama bilang, sektor tambang saat ini memang sedang dalam fase downtrend. "Hal ini diakibatkan oleh penurunan tren harga komoditas," ujar Christian kepada KONTAN, Selasa (9/5).

Dia menambahkan, kondisi pasar global saat ini juga terkena imbas penurunan yang tengah dialami oleh emiten-emiten tambang di AS. Seperti diketahui, harga batu bara di AS tertekan oleh minimnya permintaan seiring rencana pemerintah AS menutup pembangkit listrik batubara di 16 negara bagian.

Turunnya harga batubara, menurut Christian memang masih spekulatif. Dia bilang, sebagai pengganti batu bara, harga minyak yang tengah turun pun berimbas bisa dibilang berimbas pada kinerja emiten batu bara. Jelas saja, pelaku pasar bakal lebih memilih minyak sebagai pengganti batu bara karena harganya yang masih di bawah US$ 50 per barel.

Christian memprediksi, sektor pertambangan masih memiliki peluang untuk rebound terutama dari sisi domestik yang potensinya masih cukup besar. Terlebih, beberapa emiten telah membangun smelter yang mampu menghasilkan produk dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan raw mineral.

Mengutip RTI, beberapa emiten sektor pertambangan yang mencatatkan pelemahan di antaranya PT Benakat Integra Tbk (BIPI), PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), dan PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) yang masing-masing melemah 9,30%, 7,59%, dan 7,32%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×