Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Makin panasnya hubungan antara Korea Selatan dan Jepang menjadi sentimen negatif untuk saham agensi Idol K-Pop: YG Entertainment, SM Entertainment, dan saham JYP Entertainment.
Pada perdagangan kemarin, Senin (26/8), harga saham YG Entertainment, SM Entertainment, maupun JYP Entertainment rontok berbarengan.
Saham YG Entertainment kemarin mencatatkan penurunan paling besar, disusul oleh saham JYP Entertainment dan saham SM Entertainment.
Kemarin, saham YG Entertainment ditutup di posisi KRW 19.450 per saham.
Dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu, harga saham YG pada perdagangan kemarin anjlok hingga 8,47%.
Sejak awal perdagangan, saham agensi yang menaungi Blackpink dan Bigbang ini dibuka di zona merah di posisi KRW 20.600 per saham.
Saham YG sempat menyentuh posisi KRW 20.850 per saham sebagai harga tertinggi dan KRW 19.300 per saham sebagai posisi terendah.
Baca Juga: Saham YG, SM, dan JYP Entertainment menguat berkat Blackpink, Red Velvet, dan TWICE
Sementara saham JYP Entertainment kemarin ditutup di posisi KRW 16.950 per saham.
Dibandingkan harga penutupan di akhir pekan lalu, saham JYP pada perdagangan kemarin turun sebesar 7,63%.
Dibuka di posisi KRW 17.800 per saham, saham agensi yang menaungi artis TWICE ini sempat menyentuh posisi KRW 17.950 per saham.
Namun, saham JYP terus meluncur ke bawah hingga sempat menyentuh posisi KRW 16.800 per saham.
Baca Juga: Artist boyong award, saham JYP Entertainment malah rontok 5,17%
Saham SM Entertainment kemarin juga dibuka di zona merah di posisi KRW 28.300 per saham.
Sempat naik ke posisi KRW 28.700 per saham, saham agensi yang menaungi artis Red Velvet ini terus melemah hingga sempat menyentuh posisi KRW 27.000 per saham.
Di akhir perdagangan, saham SM Entertainment ditutup di posisi KRW 27,050 per saham, turun 6,72% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.
Anjloknya harga saham ketiga agensi K-Pop pada perdagangan kemarin tidak lepas dari hubungan antara Korea Selatan dan Jepang yang semakin panas.
Perselisihan antara Korea Selatan dan Jepang semakin runcing setelah pada pekan lalu Korea Selatan mengumumkan menarik diri dari dari pakta pertukaran informasi intelijen dengan Jepang.
Pakta yang disebut Korea-Japan Military Information Protection Agreement itu diteken pada 2016 lalu.
Keputusan pemerintah Korea Selatan untuk mengakhiri pakta pertukaran intelijen itu disebabkan oleh langkah Jepang menurunkan status perdagangan Korea Selatan di awal bulan ini.
Hubungan antara Korea Selatan dan Jepang yang semakin buruk jelas berdampak negatif bagi perusahaan agensi K-Pop.
Baca Juga: Saham SM Entertainment pekan lalu naik berkat SuperM dan Red Velvet
Maklum, Jepang merupakan pasar terbesar bagi industri K-Pop.
Mengutip Inquirer.net, kontribusi Jepang terhadap ketiga agensi K-Pop pada tahun lalu mencapai 15%.
Tahun lalu, dikutip dari Koreatimes.co.kr, ekspor produk yang berkaitan dengan Gelombang Korea alias Hallyu ke Jepang mencapai US$ 4,42 miliar.
Dari jumlah tersebut, nilai ekspor musik mencapai US$ 430 juta.
Pentingnya Jepang sebagai pasar K-Pop membuat agensi K-Pop selalu mengadakan konser untuk para artinya di Jepang.
Blackpink, misalnya, akan menggelar konser di Jepang pada akhir tahun ini.
Baca Juga: Bigbang dan Blackpink menopang pergerakan saham YG Entertainment
Selain itu, idol K-Pop biasanya juga merilis lagu dalam versi bahasa Jepang.
Setiap tahun, artis Idol K-Pop selalu mengadakan konser dan merilis album di Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News