Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo
Perselisihan antara Korea Selatan dan Jepang semakin runcing setelah pada pekan lalu Korea Selatan mengumumkan menarik diri dari dari pakta pertukaran informasi intelijen dengan Jepang.
Pakta yang disebut Korea-Japan Military Information Protection Agreement itu diteken pada 2016 lalu.
Keputusan pemerintah Korea Selatan untuk mengakhiri pakta pertukaran intelijen itu disebabkan oleh langkah Jepang menurunkan status perdagangan Korea Selatan di awal bulan ini.
Hubungan antara Korea Selatan dan Jepang yang semakin buruk jelas berdampak negatif bagi perusahaan agensi K-Pop.
Baca Juga: Saham SM Entertainment pekan lalu naik berkat SuperM dan Red Velvet
Maklum, Jepang merupakan pasar terbesar bagi industri K-Pop.
Mengutip Inquirer.net, kontribusi Jepang terhadap ketiga agensi K-Pop pada tahun lalu mencapai 15%.
Tahun lalu, dikutip dari Koreatimes.co.kr, ekspor produk yang berkaitan dengan Gelombang Korea alias Hallyu ke Jepang mencapai US$ 4,42 miliar.
Dari jumlah tersebut, nilai ekspor musik mencapai US$ 430 juta.
Pentingnya Jepang sebagai pasar K-Pop membuat agensi K-Pop selalu mengadakan konser untuk para artinya di Jepang.
Blackpink, misalnya, akan menggelar konser di Jepang pada akhir tahun ini.
Baca Juga: Bigbang dan Blackpink menopang pergerakan saham YG Entertainment
Selain itu, idol K-Pop biasanya juga merilis lagu dalam versi bahasa Jepang.
Setiap tahun, artis Idol K-Pop selalu mengadakan konser dan merilis album di Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News