kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,64   -13,91   -1.53%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persediaan Minyak Mentah AS Turun, Harga Minyak WTI Menuju US$ 78 per Barel


Rabu, 26 April 2023 / 18:20 WIB
Persediaan Minyak Mentah AS Turun, Harga Minyak WTI Menuju US$ 78 per Barel
ILUSTRASI. Harga minyak mentah WTI naik menuju US$ 78 per barel pada hari Rabu (26/4).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah WTI naik menuju US$ 78 per barel pada hari Rabu (26/4) setelah laporan industri menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun lebih dari 6 juta barel pekan lalu. Jumlah ini melebihi ekspektasi penurunan sebanyak 1,7 juta barel.

Akan tetapi, dibandingkan harga sebelum libur Lebaran, harga minyak mentah saat ini lebih rendah. Berdasarkan data tradingeconomics.com, harga minyak WTI pada Selasa (18/4) masih ditutup di level US$ 80,98 per barel.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, pergerakan harga minyak mentah tetap dibayang-bayangi kekhawatiran turunnya permintaan akibat perlambatan ekonomi global. Kekhawatiran resesi ini muncul di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral utama dunia, terutama Inggris dan Uni Eropa yang masih berlanjut.

Baca Juga: Ekonom Perkirakan Angka Inflasi April 2023 Akan Melebihi 5%

Bank sentral AS The Fed juga diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis points (bps) pada pertemuan mendatang meski mungkin akan menjadi kenaikan yang terakhir.

Selama libur Lebaran, data dari AS menunjukkan penurunan pada permintaan bahan bakar minyak. Secara umum, pemangkasan produksi oleh OPEC sebesar 1,16 juta barel per hari pada awal bulan diperkirakan masih belum dapat mengimbangi penurunan pada permintaan.

Baca Juga: Harga Minyak Stabil, Investor Mempertimbangkan Permintaan China & Kenaikan Suku Bunga

"Tanpa pemangkasan produksi lebih lanjut oleh OPEC, harga minyak dunia akan berkonsolidasi di US$ 65 per barel-US$ 85 per barel sepanjang tahun," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/4).

Lukman memperkirakan, kisaran US$ 70-US$ 90 per barel menciptakan keseimbangan antara konsumen dan produsen yang sama-sama dapat menerima harga tersebut. Investor bisa menetapkan strategi buy low sell high dengan rentang buy di US$ 65-US$ 75 dan sell di US$ 85-US$ 95 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×