Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Dollar AS menyentuh level terendahnya dalam sepekan terakhir versus euro pagi ini (14/11). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 08.42 waktu Tokyo, posisi dollar AS tak banyak mengalami perubahan di level US$ 1,3485 per euro. Pada transaksi sebelumnya, si hijau sempat berada di posisi US$ 1,3498 yang merupakan level terlemah sejak 7 November lalu.
Sementara itu, jika berhadapan dengan yen, nilai tukar dollar berada di posisi 99,21 yen setelah kemarin melemah 0,4% menjadi 99,25 yen. Sedangkan nilai tukar mata uang Jepang berada di posisi 133,78 per euro dari sebelumnya 133,85.
Pelemahan dollar AS juga tercermin dari Bloomberg US Dollar Index yang turun 0,4% menjadi 1.1018,48, kemarin. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 22 Oktober lalu. Catatan saja, indeks dollar merupakan indeks yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap 10 mata uang utama dunia.
Si hijau tak bertenaga setelah nominator Janet Yellen mengatakan bahwa perekonomian dan pasar tenaga kerja AS masih jauh di bawah potensi. Hal ini harus diperbaiki sebelum the Fed dapat mengurangi nilai stimulus mereka.
"Pemulihan ekonomi yang kuat akan mendorong the Fed memangkas akomodasi stimulus dan bergantung pada sejumlah kebijakan tidak konvensional seperti pembelian aset-aset," jelas Yellen, Wakil Pimpinan The Fed. Dia menambahkan, dirinya yakin, mendorong pemulihan ekonomi saat ini merupakan jalan yang benar untuk melakukan kebijakan moneter yang lebih normal.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Yellen berkomitmen untuk melakukan strategi bank sentral dengan meningkatkan perekonomian dan menekan angka pengangguran yang saat ini berada di level 7,3%. Dia juga memberikan sinyal untuk menyokong peraturan modal dan likuiditas untuk membantu mengurangi persepsi bahwa sejumlah bank too big to fail atau terlalu besar untuk bangkrut.
"Pernyataan Yellen mengungkapkan bahwa ekonomi AS masih buruk dan pelemahan pada dollar AS merefleksikan hal itu. Pernyataan Yellen benar-benar mengurangi kemungkinan bahwa the Fed akan memangkas stimulus pada Desember mendatang," jelas Joseph Capurso, currency strategist Commonwealth Bank of Australia di Sydney.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News