Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sejumlah topik hangat berikut wajib disimak sebelum melakukan transaksi hari ini:
- Imbal hasil SUN melambung lagi
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 25 basis poin, Selasa (12/11), turut berimbas pada naiknya imbal hasil surat utang negara (SUN) seri acuan. Imbal hasil SUN masih berpeluang melanjutkan kenaikan terbatas.
Mengutip Bloomberg, Rabu (13/11), seluruh harga SUN seri acuan tertekan. Akibatnya, yield menjadi melambung. Kenaikan imbal hasil SUN acuan terus berlangsung sejak akhir Oktober. Meski belum mencatat rekor tertinggi sepanjang 2013, imbal hasil SUN acuan melonjak sejak akhir 2012 (lihat tabel)
Analis Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul mengatakan, kenaikan imbal hasil obligasi dipengaruhi oleh faktor domestik dan eksternal. Dari domestik, pelaku pasar masih khawatir terhadap defisit current account. Dari eksternal, percepatan pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat (AS) masih menghantui pasar.
- Pernyataan Wakil Pimpinan The Fed Janet Yellen
Nominator Pimpinan The Federal Reserve, Janet Yellen, mengatakan perekonomian dan pasar tenaga kerja AS masih jauh di bawah potensi. Hal ini harus diperbaiki sebelum the Fed dapat mengurangi nilai stimulus mereka.
"Pemulihan ekonomi yang kuat akan mendorong the Fed memangkas akomodasi stimulus dan bergantung pada sejumlah kebijakan tidak konvensional seperti pembelian aset-aset," jelas Yellen, Wakil Pimpinan The Fed. Dia menambahkan, dirinya yakin, mendorong pemulihan ekonomi saat ini merupakan jalan yang benar untuk melakukan kebijakan moneter yang lebih normal.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Yellen berkomitmen untuk melakukan strategi bank sentral dengan meningkatkan perekonomian dan menekan angka pengangguran yang saat ini berada di level 7,3%. Dia juga memberikan sinyal untuk menyokong peraturan modal dan likuiditas untuk membantu mengurangi persepsi bahwa sejumlah bank too big to fail atau terlalu besar untuk bangkrut.
- Posisi dollar AS
Dollar Amerika Serikat alias greenback menguat tipis terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Keyakinan pasar bahwa The Federal Reserve mengurangi stimulus telah mengangkat mata uang negeri Paman Sam.
Di pasar spot, Rabu (13/11) pukul 17.40, pasangan AUD/USD turun 0,09% ke 0,9293. Sementara, pasangan EUR/USD turun 0,16% ke level 1,3414. Tapi, pasangan USD/JPY turun 0,13% ke 99,51.
Dollar bertenaga akibat pasar berspekulasi bahwa The Fed akan mengurangi stimulus moneter tahun ini. Pekan lalu, data tingkat penciptaan lapangan kerja baru AS sepanjang Oktober 2013 mencapai 204.000 lapangan kerja. Angka tersebut meningkat dibanding September 2013 yang hanya 163.000 lapangan.
- Posisi bursa Asia
Bursa regional Asia melemah, Rabu (13/11). Hal itu tecermin dari indeks MSCI Asia Pasifik yang menurun 0,9% ke level 138,50. Bursa saham utama seperti Nikkei tercatat melemah 0,15% ke 14.567,16. Pun begitu indeks Hang Seng turun 1,91% ke 22.463,83.
Analis Trust Securities, Yusuf Nugraha bilang, bursa Asia melemah karena dampak negatif dari rapat Partai Komunis China selama empat hari.
Pertemuan tersebut tidak menghasilkan solusi bagi pertumbuhan ekonomi China yang melambat. "Hasil pertemuan disambut negatif karena tidak ada antisipasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat sampai akhir tahun ini," kata dia.
- Posisi Wall Street
Bursa AS berakhir positif pada transaksi perdagangan tadi malam (13/11). Bahkan, indeks Standard & Poor's 500 dan Dow Jones Industrial Average kembali mencetak level tertingginya sepanjang masa.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks S&P 500 naik 0,8% menjadi 1.782. Level ini melampaui rekor sebelumnya yang tercipta pada 29 Oktober lalu. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,5% menjadi 15.821,63, yang juga merupakan level rekor terbaru. Transaksi tadi malam melibatkan 6 miliar saham, di mana jumlah tersebut setara dengan volume transaksi rata-rata tiga bulanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News