Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin gagal melanjutkan tren kenaikan. Pada Rabu (13/10), harga aset tertua di dunia ini merosot hampir 5% ke level US$ 54.000.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Rabu pukul 16.00 WIB ada di US$ 54.654,56 atau turun 4,91% dibanding posisi 24 jam sebelumnya. Angka ini menjauh dari level tertinggi di Selasa (14/10) US$ 57.000.
Sementara berdasarkan laman Indodax, harga 1 Bitcoin dalam rupiah pada Rabu pukul 16.00 WIB ada di Rp 781,001 juta. Sedang mengutip Bitcoin.co.id, harga 1 Bitcoin Rp 780,802 juta.
Melansir CoinDesk, analis mengatakan, pembelian ekstrem Bitcoin di pasar bisa berarti reli segera kehabisan tenaga.
Baca Juga: 1 Bitcoin berapa rupiah, BTC gagal melanjutkan tren kenaikan
Mereka menunjuk ke Bitcoin Fear & Greed Index, yang memasuki wilayah "ketamakan ekstrem" minggu lalu dan berada di level tertinggi sejak awal September, yang mendahului aksi jual tajam Bitcoin.
Pernyataan CEO JPMorgan Jamie Dimon, Senin (11/10), juga berkontribusi pada suasana hati yang buruk di pasar kripto. Dimon menyatakan, pemerintah akan mengatur Bitcoin, yang menurutnya secara pribadi, “tidak berharga”.
Di sisi regulasi, “Krisis energi di China menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap proyek pertambangan kripto di berbagai wilayah, seperti penyitaan mesin pertambangan yang tidak digunakan di Mongolia Dalam,” tulis WuBlockchain, seperti dikutip CoinDesk.
Beberapa analis menganggap reli harga kripto baru-baru ini didorong oleh spekulasi lanjutan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan menyetujui ETF Bitcoin, meskipun yang lain skeptis persetujuan akan memiliki efek menguntungkan bagi harga Bitcoin.
“Pasar terlalu menekankan komentar (Ketua SEC) Gary Gensler tentang dukungan untuk ETF Bitcoin dan masa depannya,” Jeff Dorman, Chief Invesment Officer Arca, kepada CoinDesk.
Selanjutnya: Pasca Erdogan nyatakan perang, bursa kripto terbesar di Turki ini setop beroperasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News