Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sama sekali tidak menyerap dana dari lelang Surat Utang Negara (SUN) yang digelar Selasa (8/5). Sepinya penawaran yang masuk dan tingkat imbal hasil yang tinggi, menjadi pertimbangan pemerintah tidak menyerap dana pada lelang tersebut.
Mengutip keterangan pers Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemkeu, Selasa, jumlah penawaran yang masuk pada lelang SUN, hari ini sebesar Rp 7,18 triliun.
"Pemerintah mempertimbangkan kondisi realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) netto yang telah mencapai 45% hingga hari ini. Selain itu, tawaran tingkat imbal hasil dari investor yang relatif di luar kewajaran, menjadi alasan pemerintah tidak menyerap dana dari lelang," tulis DJPPR.
DJPPR mencatat, SPN12190510 mendapatkan penawaran terbesar. Seri yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 tersebut mendapat penawaran sebesar Rp 2,30 triliun. Tingkat yield tertinggi yang diminta untuk seri tersebut mencapai 7%, sedangkan yield terendah sebesar 6%.
Berikutnya, seri SPN12180809 yang jatuh tempo pada 9 Agustus 2018 memperoleh penawaran sebesar Rp 2,20 triliun. Yield tertinggi yang diminta mencapai 5,55% sedangkan yield terendah sebesar 5,05%.
Seri FR0063 yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 memperoleh penawaran masuk sebesar Rp 2,06 triliun. Yield tertinggi yang masuk pada seri tersebut mencapai 7,70% sedangkan yield terendah sebesar 6,80%.
Seri FR0075 yang jatuh tempo pada 15 Mei 2038 memperoleh penawaran sebesar Rp 0,41 triliun. Yield tertinggi yang diminta investor mencapai 7,95%, sedangkan yield terendah sebesar 7,70%.
Terakhir, seri FR0065 yang jatuh tempo 15 Mei 2033 memperoleh penawaran masuk sebesar Rp 0,20 triliun. Yield tertinggi yang masuk mencapai 7,60% sedangkan yield terendah tercatat sebesar 7,43%.
Pada lelang SUN sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp 6,15 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 17,02 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News