kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.882   61,00   0,38%
  • IDX 7.138   -23,74   -0,33%
  • KOMPAS100 1.094   -0,50   -0,05%
  • LQ45 869   -3,02   -0,35%
  • ISSI 217   0,32   0,15%
  • IDX30 444   -2,34   -0,52%
  • IDXHIDIV20 536   -3,71   -0,69%
  • IDX80 125   -0,07   -0,05%
  • IDXV30 134   -1,96   -1,45%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Permintaan saham IPO Surya Biru Murni Acetylene oversubscribe 23 kali


Selasa, 07 September 2021 / 22:44 WIB
Permintaan saham IPO Surya Biru Murni Acetylene oversubscribe 23 kali
ILUSTRASI. Permintaan saham IPO Surya Biru Murni Acetylene oversubscribe 23 kali


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Noverius Laoli

Khusus untuk produk oksigen medis, diperkirakan hingga tahun 2025 kebutuhannya akan terus meningkat seiring dengan banyaknya rumah sakit baru yang berdiri. Perseroan memperkirakan pasar oksigen medis lebih dari Rp35 miliar per tahun. Pasar yang begitu besar ini akan digarap oleh perseroan dengan strategi penjualan produknya  secara bulk size atau berupa liquid.  Hal ini dilakukan perseroan untuk memudahkan perseroan melakukan penetrasi pasar pada daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dengan kendaraan besar. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan perseroan juga akan mengembangkan pangsa pasar dalam bentuk liquid.

Sementara itu dengan memanfaatkan dana hasil IPO, perseroan juga berencana untuk terus membangun stasiun-stasiun distribusi berupa filling station dan distribution hub. Hal ini diperlukan untuk memperluas area distribusi perseroan sehingga jumlah pelanggannya akan terus berkembang. Hingga saat ini, perseroan telah memiliki distribution hub di Samarinda, Berau, Bontang, Tarakan, Tanjung, Nunukan.

Baca Juga: Kuat menghadapi pandemi, bursa saham dinilai masih menarik

Hingga 31 Mei 2021, Surya Biru Murni Acetylene mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp32,19 miliar (unaudited). Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan capaian di periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp30,14 miliar. Sementara itu laba operasi pada periode itu sebesar Rp2,78 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar Rp3,42 miliar. 

Sedangkan total aset perusahaan tercatat sebesar Rp199,17 miliar. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan total aset yang tercatat sepanjang tahun 2020 senilai Rp195,25 miliar. Kemudian liabilitas perseroan per 31 Mei 2021 adalah sebesar Rp48,86 miliar atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp45,27 miliar. Untuk ekuitas pada periode tersebut sebesar Rp150,25 miliar lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar Rp149,98 miliar. 

Dengan memperhatikan ikhtisar kinerja perseroan tersebut, dapat diketahui bahwa perusahaan dalam kondisi sehat. Seiring dengan pertumbuhan bisnis dan juga pangsa pasar yang akan terus diperluas, diyakini ke depan kinerja keuangan perseroan akan semakin berkembang. Manajemen optimis dengan sumber daya yang ada dan peluang pasar yang menjanjikan akan dipadukan untuk bisa meraih kinerja yang gemilang.

Selanjutnya: Tarik investor asing, China segera dirikan bursa efek di Beijing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×