Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Di luar dugaan, konsumer global secara agresif memburu emas fisik pada periode April-Juni. Pembelian terbesar dipimpin oleh buyer di emerhing market saat harga si kuning mentereng mencatatkan penurunan kuartalan terbesar. Hal ini terungkap dalam data yang dirilis World Gold Council (WGC) pada Kamis (15/8).
Dalam data tersebut diketahui, konsumen dunia membeli lebih banyak emas pada kuartal dua dengan kenaikan sebesar 53% dibanding periode yang sama tahun lalu. Adapun total pembelian untuk emas perhiasan, batangan dan koin pada periode itu mencapai 1.083,2 metrik ton.
Dari data tersebut, konsumen dari India merupakan pembeli terbesar dengan total pembelian 310 metrik ton atau 71% lebih tinggi dibanding periode tahun sebelumnya. Baru kemudian disusul oleh China sebanyak 275,7 metrik ton atau naik 87%.
"Permintaan emas batangan danĀ koin di China saat ini menyentuh rekor tertinggi. Sementara, permintaan untuk perhiasan emas naik melebihi 50% dibanding tahun lalu. Tingginya minat terhadap perhiasan emas menjadi pertanyaan mengingat pada kuartal dua tidak ada acara atau festival atau low season," papar Albert Cheng, managing director Far East WGC.
Dia menambahkan, secara tradisional, investor China biasanya membeli emas saat harganya naik. "Hal ini menandakan, konsumen China masih memiliki kepercayaan yang sangat tinggi terhadap emas dalam jangka panjang," tambahnya.
Pada bulan lalu, WGC memprediksi, China akan mengambil alih India sebagai negara dengan konsumen emas terbesar dunia. Apalagi pemerintah India menetapkan kebijakan pelarangan impor emas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News