kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor memburu saham emiten di sektor logam


Kamis, 15 Agustus 2013 / 08:00 WIB
Investor memburu saham emiten di sektor logam
ILUSTRASI. Saham-Saham Ini Banyak Dilego Asing pada Akhir Pekan


Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Penguatan harga komoditas logam sejak dua pekan terakhir membuat investor memburu saham-saham emiten sektor ini. Meski analis belum sepakat, penguatan harga komoditas ini bakal bergerak stabil.

Lihat saja, harga saham PT Timah Tbk (TINS) langsung melejit 15,65% menjadi Rp 1.330 di hari pertama perdagangan bursa pasca libur Lebaran (12/8). Demikian juga dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang melonjak 13,76% dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meroket 10,92%.

Pencetusnya kenaikan harga komoditas logam sejak akhir Juli hingga awal pekan ini. Timah misalnya, harganya melejit ke 8,33% menjadi US$ 22.100 per ton, meski Rabu (14/8), harganya sedikit melandai ke US$ 21.805 per ton. Harga logam lain seperti emas dan nikel juga mengalami nasib serupa.

Pemicu serangkaian kenaikan harga logam, kata Analis Ciptadana Securities, Willim Hadiwijaya karena data ekonomi China positif. Salah satunya data pertumbuhan industri China  yang naik 9,7% year on year (yoy) di Juli 2013. Ini  menjadi gairah industri berbasis komoditas kembali mekar."China adalah importir terbesar timah, nikel juga emas. Tak heran berita ini jadi sentimen yang mengerek harga," ujarnya, kemarin.

Dari dalam negeri, pelaksanaan standarisasi ekspor timah dengan kemurnian 99,9% yang mulai berlaku Juli 2013 juga menjadi sentimen positif. Willim memperkirakan, harga rata-rata timah tahun ini sebesar US$ 23.500 per ton, naik dari tahun lalu di US$ 21.000.

Analis AAA Sekuritas Carrel Mulyana juga menduga rilis data ekonomi China yang mengerek harga komoditas logam. Tapi masih butuh waktu untuk memastikan apakah isu ini bisa mengerek harga metal kembali ke level normal.

Misalnya saja, prospek komoditas nikel, menurut Carrel masih akan negatif. Adalah ekspektasi terjadi kelebihan pasokan beberapa waktu kedepan seiring penemuan tambang baru jadi sebab. "Peluang harga nikel naik signifikan masih susah," katanya.

Sedangkan analis Sucorinvest Central Gani, Gifar Indra Sakti berani memastikan ada tren bullish, jika minimal sepanjang kuartal III-2013 harga komoditas tetap menunjukkan penguatan.

Untuk emas, prediksi Gifar harganya masih akan landai dengan harga jual rata-rata di level US$ 1.630 per ons troi, turun dibandingkan harga rata-rata 2012 sebesar US$ 1.717.

Willim tetap merekomendasikan beli TINS dan ANTM, dengan target masing-masing di Rp 1.550 dan Rp 1.450. Begitu juga dengan Gifar merekomendasi beli saham ANTM dan TINS dengan target harga masing-masing Rp 1.380 dan 1.570 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×