CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.889   -101,00   -0,64%
  • IDX 7.256   -52,56   -0,72%
  • KOMPAS100 1.110   -7,28   -0,65%
  • LQ45 881   -5,61   -0,63%
  • ISSI 220   -1,33   -0,60%
  • IDX30 451   -2,91   -0,64%
  • IDXHIDIV20 542   -4,14   -0,76%
  • IDX80 127   -0,94   -0,73%
  • IDXV30 136   -1,21   -0,88%
  • IDXQ30 150   -1,16   -0,77%

Permintaan domestik tinggi, INTP perkecil ekspor


Selasa, 14 Mei 2013 / 20:59 WIB
Permintaan domestik tinggi, INTP perkecil ekspor
ILUSTRASI. Penurunan pasar saham masih terbilang wajar dan masih berpotensi menguat pada bulan Desember.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Permintaan domestik akan produk semen sangat tinggi seiring dengan pesatnya pembangunan di Indonesia. Saking tingginya permintaan, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) terpaksa mengurangi porsi ekspor semennya.

"Memang kami kurangi supaya cadangan semen akan pasar domestik tetap terjaga," ucap Tju Lie Sukanto, Direktur Keuangan INTP, seusai kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) INTP, Selasa (14/5).

Pendapat itu mengacu pada volume ekspor semen INTP yang hanya sebesar 0,01 juta ton per kuartal I 2013. Volume penjualan tersebut anjlok 73,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar 0,04 juta ton.

Sementara untuk penjualan domestik, INTP mampu mencatat volume penjualan semen seberat 4,2 juta ton pada kuartal I tahun ini. Angka tersebut naik 2,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, seberat 4,1 juta ton.

Nah, kenaikan permintaan domestik ini justru menjadi berkah tersendiri bagi INTP. Pasalnya, pada kuartal I tahun ini, manajemen mampu membukukan pendapatan kotor Rp 4,22 triliun, naik 9,6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 3,85 triliun.

Alhasil, INTP mampu mencatatkan laba bersih Rp 1,15 triliun. Torehan ini lompat 14,6% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 1 triliun.

Manajemen menilai, tren positif ini bakal terus terjadi mengingat tingginya ekonomi kelas menengah yang pada akhirnya juga mengerek permintaan pembangunan infrastruktur. "Hal ini akan menjadi semacam efek bola salju pada konsumsi domestik," jelas Tju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×