kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,35   -1,15   -0.13%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja emiten semen masih kokoh


Senin, 06 Mei 2013 / 06:22 WIB
Kinerja emiten semen masih kokoh
ILUSTRASI. Interior rumah bergaya Maroko yang elegan dan eksotis.


Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Sejumlah emiten sektor semen melanjutkan performa apik tahun ini. Kinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) mencetak hasil positif. Laba bersih kuartal I 2013 kedua emiten itu tumbuh di atas 10%. Namun, laba bersih PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) menurun.

Analis Sucorinvest Central Gani, Gifar Indra Sakti, menilai positif kinerja emiten sektor semen pada kuartal I di 2013. Menurut dia, pertumbuhan kinerja emiten semen sesuai ekspektasi dan konsensus pasar. Laba bersih telah mencapai 22%–23% dari total target di 2013.

Kinerja emiten semen pada tiga bulan pertama tahun ini berhasil naik karena permintaan semen yang meningkat. Data Asosiasi Produsen Semen Indonesia (ASI) mencatat permintaan semen naik 8,6% secara nasional menjadi 13,6 juta ton di periode tersebut.

Penjualan terbanyak masih di Jawa, naik 10% menjadi 7,4 juta ton. Jawa menyumbang 55% total permintaan semen nasional. Hanya, pertumbuhan permintaan di Jawa tak sama dengan pertumbuhan di luar Jawa.

Di Sulawesi, ambil contoh, selama kuartal I di 2012 permintaan semen menurun 5% menjadi 936.000 ton. "Di luar Jawa, penjualan semen tertekan industri komoditas yang loyo. Maklum saja, tambang atau kelapa sawit merupakan sumber ekonomi masyarakat luar Jawa," tutur Gifar.

Meski demikian, Gifar memprediksi, tahun ini permintaan semen nasional akan meningkat 10% dari 55 juta ton di 2012 menjadi 60,5 juta ton. Namun, penjualan per emiten rata-rata hanya tumbuh 7%.

Emiten dengan kapasitas produksi terbesar yaitu SMGR berhasil mencetak penjualan tertinggi. Selama tiga bulan pertama 2013, pertumbuhan penjualan SMGR mencapai 20% menjadi 5,9 juta ton.

Alhasil, pangsa pasar SMGR pun naik dari 40% menjadi 44%. Sementara, pangsa pasar emiten lain turun 1%-2%. "Sebenarnya, penjualan emiten semen masih bagus. Tapi, karena penjualan SMGR lebih tinggi ketimbang yang lain, pangsa pasar SMGR jadi kian membesar," tutur Gifar.

Namun, emiten semen harus menghadapi kendala biaya produksi yang naik. Akibatnya, margin laba para emiten ikut tergerus. Analis Mandiri Sekuritas, Rizky Hidayat, mencontohkan, biaya produksi SMGR naik 7,6% menjadi Rp 513.964 per ton. Untungnya, SMGR telah menaikkan harga jual 3,4% menjadi
Rp 892.158 per ton. Namun, margin SMGR menyusut.

Rizky memperkirakan, hasil kinerja di kuartal II ini tidak akan setinggi kuartal I. Ini karena, ongkos produksi yang tak seimbang dengan kenaikan harga. Tapi, ia menduga, harga jual semen akan naik 8%-9% di kuartal IV nanti. 

Meski kinerja masih positif, analis Indo Premier Securities, Agus Pramono menilai, saham sektor semen sudah sangat mahal. Akibatnya, potensi kenaikan harga saham emiten ini kian terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×