kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan dari China merangkak naik, harga batubara kembali memanas


Senin, 13 Desember 2021 / 19:40 WIB
Permintaan dari China merangkak naik, harga batubara kembali memanas
ILUSTRASI. Harga batubara kontrak pengiriman Februari di ICE Newcastle pada Senin (13/12) berada di level US$ 157,55 per ton.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat turun di bawah level US$ 140 per ton, harga batubara berhasil kembali naik. Kini harga batubara kontrak pengiriman Februari di ICE Newcastle pada Senin (13/12) berada di level US$ 157,55 per ton.

Padahal, harga batubara sudah sempat menyentuh level US$ 139,35 per ton pada awal bulan ini. Artinya, sejak titik tersebut, batubara telah mengalami penguatan 13,06%.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, batubara masih mengalami penguatan lantaran secara historis periode saat ini, yakni periode musim dingin memang periode positif untuk harga batubara. 

“Dengan demikian, permintaan akan batubara masih terjaga sehingga harganya kemungkinan besar masih akan terjaga pada kisaran saat ini,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (13/12).

Baca Juga: Harga batubara kembali menembus level US$ 150 per ton

Selain itu, merujuk pemberitaan Reuters, melonjaknya harga batubara dalam beberapa hari terakhir seiring dengan tingginya permintaan dari China. Pada November 2021, tercatat, impor batubara China mencapai 35,05 juta ton batubara, tertinggi sepanjang tahun ini.

Adapun, pada periode Januari-November 2021, impor batubara China tercatat 292,32 juta ton. Catatan tersebut tumbuh 10,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan China merupakan konsumen batubara terbesar di dunia, ketika konsumsi batubara China naik, dengan sendirinya harga batubara akan ikut terbawa naik. 

Namun, ia menyebut saat ini China terus meningkatkan eksplorasi dan jumlah produksi mereka guna mengintervensi kenaikan harga batubara agar tidak berlanjut. Oleh karena itu, ketika periode musim dingin mulai berakhir, yakni di kisaran akhir kuartal pertama 2022, menurutnya harga batubara perlahan akan mulai melandai. 

Akibat kenaikan supply dan demand yang turun, menurutnya harga batubara bisa turun ke ke kisaran US$ 110 per ton. Sementara memasuki kuartal kedua dan ketiga 2022, harganya akan kembali turun seiring dengan produksi yang stabil, lalu pertumbuhan ekonomi juga sudah pulih pada tahun ini. Dengan kondisi tersebut, harga batubara diperkirakan akan melandai ke kisaran US$ 90 dan US$ 70 per ton untuk kuartal kedua dan ketiga 2022.

Baca Juga: Harga Batubara Acuan Mulai Turun, Begini Strategi ADRO, BUMI dan PTBA

“Apalagi, krisis energi seharusnya sudah tidak akan terjadi di tahun depan. Jadi secara umum, harga batubara pada tahun depan memang tidak akan setinggi tahun lalu,” ungkapnya. 

Walaupun terkoreksi pada kuartal kedua dan ketiga, Ibrahim menyebutkan harga batubara akan kembali naik ketika memasuki kuartal IV-2022 seiring tibanya musim dingin. Pada periode ini, proyeksi harga batubara bisa bergerak menuju US$ 100 per ton. Sementara jika secara rata-rata, pada tahun depan harga batubara akan ada di kisaran US$ 80 per ton-US$ 90 per ton.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, ia pun merekomendasikan bagi para investor yang memegang batubara di level tertinggi, secepatnya melakukan aksi jual sebelum tren melandai terjadi.

Baca Juga: HBA Desember turun jadi US$ 159,79 per ton, berikut faktor pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×