kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga batubara kembali menembus level US$ 150 per ton


Senin, 13 Desember 2021 / 19:06 WIB
Harga batubara kembali menembus level US$ 150 per ton
ILUSTRASI. Harga batubara saat ini memang masih terlalu tinggi sehingga potensi koreksi masih akan terbuka.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bara api dari batubara rupanya masih tetap panas. Setelah sempat turun di bawah level US$ 150 per ton, kini harga batubara kembali berada di atas US$ 150 per ton. Harga batubara kontrak pengiriman Februari di ICE Newcastle pada Senin (13/12) berada di level US$ 157,55 per ton.

Padahal, harga batubara sudah sempat menyentuh level US$ 139,35 per ton pada awal bulan ini. Artinya, sejak titik tersebut, batubara telah menguat 13,06%.

Analis komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menjelaskan, kenaikan harga batubara tidak terlepas dari data PMI Manufaktur China dan PPI China yang membaik. Dengan ekonomi China yang membaik, hal ini akan semakin mendorong konsumsi batu bara sebagai energi pembangkit listrik.a

Baca Juga: Bank Danamon: Penurunan harga komoditas bisa pangkas surplus neraca dagang November

“Selain itu, kekhawatiran soal varian Covid-19 yang baru, omicron juga semakin mereda sehingga ketakutan akan potensi permintaan yang turun secara drastis tidak akan terjadi. Apalagi, stok batubara di China saat ini masih memadai,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id Senin (12/13).

Dia menjelaskan, saat ini China memang tengah mendorong para produsen batubara lokal untuk meningkatkan produksi dan mendorong ekspor agar harga batubara bisa stabil dan tetap memastikan pasokan masih memenuhi selama periode musim dingin. Tapi, dengan periode Desember merupakan puncak tingginya permintaan batubara khususnya di China Utara akan menghadirkan sedikit ketidakpastian mengenai keberadaan pasokan batubara. 

Walau demikian, Wahyu menyebut harga batubara saat ini memang masih terlalu tinggi sehingga potensi koreksi masih akan terbuka. Kendati begitu, saat ini baik dari sisi fundamental maupun teknikal masih konsolidasi dan belum tertutup peluang untuk kembali menguat. 

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) targetkan produksi batubara hingga 90 juta ton pada tahun depan

Oleh sebab itu, menurutnya pada tahun depan harga batubara baru akan mengalami konsolidasi. Ia meyakini, faktor intervensi China dengan meningkatkan produksi dan menjaga supply-demand bisa membuat harga batubara bergerak turun ke bawah US$ 100 per ton.

Tapi di satu sisi, permasalahan krisis energi yang berpotensi berlanjut seiring renewable energy masih terkendala bisa menjaga harga batubara untuk berada di atas US$ 100 per ton. Apalagi, dengan inflasi yang naik tinggi, bisa membuat komoditas energi kembali mengalami penguatan.

“Selain itu, semenjak pandemi berlangsung, kondisi supply-chain cukup terganggu dan potensi untuk berlanjut di tahun depan masih ada. Walau demikian, yang jelas harga batubara pada tahun depan tidak akan setinggi tahun ini,” imbuhnya. 

Berdasarkan proyeksi Wahyu, pada tahun depan, harga batubara masih akan cukup sulit untuk menembus di bawah US$ 100 per ton maupun di atas US$ 200 per ton. Oleh karena itu, ia merekomendasikan untuk buy on weakness ketika harganya di bawah US$ 150 dan sell on strength ketika harganya mendekati US$ 200 per ton.

Baca Juga: Begini prospek pembiayaan batubara di tengah komitmen pembangunan berkelanjutan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×