Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Analis Panin Sekuritas Jonathan Guyadi menilai, harga broiler dan DOC relatif akan terjaga untuk tahun ini. Hal ini menimbang kebijakan pemerintah yang cukup akomodatif dalam menjaga stabilitas harga broiler dan juga DOC. Selain itu, ekspektasi keadaan perekonomian yang lebih baik pada tahun ini ditopang dari peningkatan mobilitas yang dapat menjadi faktor pendorong consumption appetite dari masyarakat.
Hal ini tercermin juga dari indeks keyakinan konsumen (IKK) dan indeks ekspektasi pada kuartal IV-2021 yang lebih tinggi dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya.
Akan tetapi, yang patut diperhatikan adalah kekhawatiran dari outbreak yang dapat berujung pada restriksi (pembatasan) mobilitas secara ketat, dan berdampak negatif terhadap harga live bird. “Serta patut dicermati harga jagung yang tinggi juga dapat membebani marjin JPFA ke depannya,” terang Jonathan, Selasa (25/1).
Per kuartal III-2021, JPFA meraih penjualan bersih sebesar Rp 24,93 triliun. Nilai tersebut menyusut 8,27% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 27,18 triliun. Dari sisi bottom line, konstituen Indeks Kompas100 ini berhasil mencatatkan laba bersih Rp 1,51 triliun hingga kuartal III-2021. Angka tersebut melonjak 486,96% dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp 257,18 miliar.
Jonathan merekomendasikan buy saham JPFA dengan target harga Rp 2.200. Tahun ini, Jonathan memproyeksikan laba bersih JPFA berada di angka Rp 1,9 triliun dengan pendapatan sebesar Rp 44 triliun.
Senada, Victor juga merekomendasikan beli saham JPFA dengan target harga Rp 2.200. Sementara Emma menjadikan saham JPFA sebagai salah satu pilihan utama atau top picks di sektor poultry, dengan merekomendasikan trading buy saham JPFA di target harga Rp 2.000. Emma memperkirakan pertumbuhan harga broiler dan DOC akan normal.
Di sisi lain, Mirae Asset tetap berhati-hati dengan bahan baku yang masih tinggi karena dapat menimbulkan risiko pada margin pakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News