kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perlukah milenial investasi bitcoin?


Kamis, 05 Maret 2020 / 07:00 WIB
Perlukah milenial investasi bitcoin?


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren investasi di kalangan generasi milenial Indonesia sedang meningkat, berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI mengungkapkan data bahwa jumlah investor dalam kategori usia 18 tahun-25 tahun meningkat hingga 120,6% antara tahun 2016 dan 2018.

Tidak hanya memilih instrumen investasi tradisional seperti saham, obligasi, dan reksadana, generasi milenial juga mulai menginvestasikan dana dalam bentuk mata uang kripto (cryptocurrency).

Sejak popularitasnya yang melambung pada tahun 2015, Bitcoin dikenal sebagai aset digital pertama yang menjadi pionir ekosistem cryptocurrency. Bitcoin adalah mata uang kripto yang tidak dikelola oleh bank atau agensi.

Baca Juga: Tokocrypto gaet Merkle Science untuk pastikan investasi aset kripto aman

Namun, semua transaksi Bitcoin tercatat dalam blockchain yang bersifat publik. Transaksi cryptocurrency diperjualbelikan dengan menggunakan akses ‘kunci’ yang bertindak selayaknya dompet.

Nilai dari Bitcoin terus meningkat dengan cepat, bahkan mencapai puncak tertinggi pada akhir tahun 2017, dimana valuasinya mencapai Rp 275 juta (US$ 20.000) untuk 1 Bitcoin. Berdasarkan kajian dari CNN akhir tahun lalu, Bitcoin merupakan instrumen investasi paling menguntungkan di dekade ini. CNN meninjau kinerja dan profit dari berbagai investasi sebelum mengumumkan hasil studinya.

Sebagai perbandingan, jika seseorang menginvestasikan Rp 14.000 pada awal dekade ini untuk Bitcoin, maka investasi tersebut akan bernilai Rp1,2 miliar pada hari ini. Dalam 10 tahun terakhir, keuntungan dari investasi Bitcoin mengungguli bentuk investasi lain, seperti saham dan obligasi.

Hal inilah yang membuat Bitcoin sangat populer dan digemari kaum milenial. Menurut survei Harris Poll tahun 2019, 30% milenial lebih memilih investasi Bitcoin dibandingkan dengan obligasi pemerintah, 27% memilih Bitcoin daripada saham, dan 24% memilih Bitcoin daripada investasi properti.

Baca Juga: Bitcoin Lebih Kinclong Jelang Halving Day

Selanjutnya, 20% dari responden mengaku telah memiliki Bitcoin dan 59% responden dari kalangan usia 18 sampai 34 tahun memiliki pandangan yang positif terhadap Bitcoin sebagai inovasi keuangan yang baru dan menjanjikan.

Dengan fakta-fakta tersebut, Bitcoin tentunya merupakan peluang investasi yang menarik untuk dilakukan, khususnya bagi kaum milenial di Indonesia. Ada beberapa alasannya. Pertama, selama beberapa tahun terakhir, pasar mata uang kripto telah berkembang dengan baik.

Kini, perdagangan cryptocurrency telah disertai dengan pengawasan dan kontrol regulasi oleh institusi keuangan dan badan pemerintah. Regulasi ketat ini ikut mendukung sisi keamanan dalam berinvestasi pada mata uang kripto.

Kedua, harga Bitcoin mulai mencapai titik stabil dan kemungkinan besar akan terus meningkat, seiring dengan momentum adopsi massal dari masyarakat. Sejauh ini, transaksi cryptocurrency digunakan untuk menggantikan metode transfer uang konvensional ke luar negeri.

Beberapa perusahaan juga telah menerima metode pembayaran menggunakan mata uang kripto, dan tren baru ini diperkirakan akan terus bertumbuh di masa depan. Di fase ini, para investor dapat mengambil kesempatan untuk berinvestasi lebih awal. Sehingga, ketika Bitcoin diterima secara masal, investor dapat meraih profit tinggi.

Baca Juga: Aset investasi digital Stablecoin mulai dilirik pelaku pasar

Bagi generasi muda Indonesia yang ingin melakukan investasi di Bitcoin, perlu dicatat bahwa Bitcoin merupakan aset dengan kategori risiko tinggi (high risk). Pasar perdagangan cryptocurrency masih fluktuatif.

Paul Veradittakit - seorang partner di perusahaan investasi Bitcoin, Pantera Capital - menyarankan para investor untuk mendiversifikasikan cryptocurrency mereka dan tidak menginvestasikan semua aset ke dalam satu tempat.

Diversifikasi aset semakin mudah dilakukan, terutama karena platform perdagangan cryptocurrency seperti CoinDeal menawarkan banyak pilihan crypto-pairs atau pasangan kripto.

Para investor yang tertarik untuk membeli cryptocurrency populer seperti Ethereum, Bitcoin, Litecoin, dapat melakukannya dalam satu tempat, dengan berbagai pilihan dari mata uang fiat seperti Euro, USD, dan Poundsterling.

“Saya tidak memiliki lisensi khusus untuk memberikan rekomendasi finansial, dan pernyataan saya jangan dijadikan acuan untuk melakukan investasi tertentu. Namun, secara historis, dua Bitcoin Halvings yang terakhir telah menghasilkan kenaikan harga yang signifikan. Menilai dari kinerja sebelumnya, menurut saya adanya penurunan block reward pada bulan Mei mendatang akan menyebabkan kenaikan harga Bitcoin yang cukup drastis,” kata Alex Strzesniewski, COO dari CoinDeal dalam keterangan resmi, Rabu (4/3).

Baca Juga: Harga Bitcoin Terus Mendaki, Ini Penyebab dan Proyeksi ke Depan

Berdasarkan analisis harga oleh perusahaan riset Wall Street, Fundstrat Global Advisors, ketika nilai Bitcoin melewati angka Moving Average 200 hari, maka rata-rata kenaikan harga dalam enam bulan ke depan akan mencapai 197%. Oleh karena itu, mereka memprediksi bahwa harga Bitcoin akan mencapai kenaikan tinggi pada bulan Juli atau Agustus 2020.

Sebagai tambahan, klub sepakbola populer seperti Wolverhampton Wanderers F.C. juga sudah menerima konsep mata uang digital. Mereka berkolaborasi dengan CoinDeal untuk mempromosikan penggunaan cryptocurrency.

“Di CoinDeal, kami telah berkomitmen untuk menjamin keamanan transaksi dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip berinvestasi yang baik. Melalui kerja sama ini, kami ingin memperkenalkan dunia blockchain kepada masyarakat melalui olahraga, dan kami menemukan banyak peminat mata uang digital di sini,” kata Alex.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×