kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Perluas Wilayah Distribusi, Indonesian Tobacco Yakin Kinerja 2022 Meningkat 15%


Jumat, 25 Maret 2022 / 16:30 WIB
Perluas Wilayah Distribusi, Indonesian Tobacco Yakin Kinerja 2022 Meningkat 15%
ILUSTRASI. Aktivitas pengolahan tembakau oleh PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tembakau iris PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) optimistis penjualan dan laba bersih perusahaan pada tahun 2022 dapat tumbuh di angka 15%. Proyeksi ini lebih tinggi dari tahun 2021 yang ditargetkan tumbuh 10%.

Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono mengatakan, untuk mencapai target tahun 2022, ITIC akan lebih fokus pada pemerataan distribusi dan perluasan wilayah distribusi. "Rencananya, pasar yang kami perluas wilayahnya adalah pasar di Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur," kata Djonny kepada Kontan.co.id, Jumat (25/3).

Ketiga pasar tersebut dipilih karena memiliki wilayah yang luas sekali. Menurutnya, masih sangat banyak kota, kabupaten, dan kecamatan yang belum dijangkau Indonesian Tobacco di Kalimantan, Sulawesi, maupun Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Penjualan Indonesian Tobacco (ITIC) Tumbuh 6,3% Jadi Rp 238,4 Miliar Pada 2021

"Terlebih lagi, potensi konsumen pengisap tembakau iris atau yang dikenal dengan nama rokok linting sendiri jumlahnya sangat banyak di sana," tutur Djonny.

Faktor lain yang berpotensi mendorong penjualan tahun 2022 adalah pasar ekspor yang diprediksi kembali menggeliat. Hal ini sejalan dengan melandainya pandemi Covid-19 yang melonggarkan pembatasan di berbagai negara sehingga memungkinkan aktivitas ekspor-impor berjalan lebih lancar.

Kapasitas produksi ITIC juga masih memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kenaikan permintaan yang ada. Menurut Djonny, saat ini, ITIC memiliki kapasitas produksi tembakau iris sekitar 4.000 ton (4 juta kilogram) per tahun, sementara utilisasi kapasitasnya baru sekitar 60%.

Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) Tak Terganggu Kenaikan Tarif Cukai

Sebagai informasi, sepanjang 2021, ITIC mencatatkan total kenaikan penjualan sebesar 6,3% year on year (yoy) menjadi Rp 238,4 miliar. Realisasi pertumbuhan tersebut lebih rendah dari target pertumbuhan yang sebesar 10%.

Menurut Djonny, penjualan yang tidak sesuai target tersebut bukan disebabkan oleh masalah besar, melainkan hanya faktor teknis pengiriman pesanan. Pada awal tahun 2021, ada beberapa pesanan yang sudah diberangkatkan di akhir tahun 2020.

Kemudian, ada beberapa pesanan pada akhir tahun 2021 yang mengalami sedikit penundaan sehingga baru bisa diberangkatkan pada awal tahun 2022. Djonny menyampaikan, bagi perusahaan, hal-hal seperti ini merupakan hal yang sudah biasa dan wajar, mengingat hampir semua pasarnya berada di luar Pulau Jawa.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham GGRM, HMSP, WIIM, dan ITIC

Faktor cuaca yang kurang baik juga bisa menunda keberangkatan kapal. Terkadang, kapal-kapal juga berangkat dalam waktu yang bersamaan sehingga kontainernya habis dan harus menunggu kontainer yang kosong terlebih dahulu.

Secara rinci, kenaikan penjualan 2021 didukung oleh pertumbuhan penjualan ke pasar lokal. Sebelum dikurangi retur dan diskon, penjualan domestik ITIC naik 6,6% yoy, dari Rp 227,43 miliar menjadi Rp 242,4 miliar. Sebaliknya, penjualan ke pasar ekspor justru merosot 31,3% yoy, dari Rp 2,05 miliar menjadi Rp 1,4 miliar.

ITIC sudah mendistribusikan produknya ke kawasan Asia, seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang. Di dalam negeri, ITIC memasarkan produknya ke Papua, Kalimantan (Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur), Sulawesi (Gorontalo dan Manado), Nusa Tenggara Timur (Kupang, Waingapu, Maumere, dan Atambua), Sumatera (Jambi dan Pekanbaru), Jawa Tengah, serta di sekitar Malang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×