kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Perluas jaringan di luar Jawa, Indosat menyiapkan Rp 7 triliun


Sabtu, 03 Maret 2018 / 07:30 WIB
Perluas jaringan di luar Jawa, Indosat menyiapkan Rp 7 triliun


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) terus melanjutkan ekspansi jaringan. Perusahaan telekomunikasi ini menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 6 triliun–Rp 7 triliun pada 2018.

Nilai capex ISAT tak jauh berbeda dengan belanja modal perusahaan ini tahun lalu. "Untuk mendanai capex, kami akan menggunakan sisa dana obligasi," kata Deva Rachman, Group Head Corporate Communications ISAT, di Jakarta, Jumat (2/3).

ISAT akan menggunakan belanja modal ini untuk memperkuat jaringan, terutama di luar Pulau Jawa. Saat ini, pangsa pasar ISAT di seluruh Indonesia mencapai 20%. Sementara itu, 87% pangsa pasar di luar Jawa masih dikuasai oleh Telkomsel.

Menurut Deva, penetrasi Indosat di wilayah Jawa sudah cukup baik lantaran persaingan makin kondusif.  Bahkan di beberapa wilayah Jawa, Indosat menjadi penguasa pasar. Makanya, saat ini perusahaan ini ingin lebih fokus menggarap pasar di luar Jawa.

Hingga kini, ISAT sudah memiliki sekitar 60.000 base transceiver station (BTS) di seluruh Indonesia. Deva mengatakan, mayoritas BTS Indosat merupakan BTS 4G.

ISAT juga telah menyelesaikan penataan ulang (refarming) pita frekuensi radio 2,1 GHz. Penambahan pita frekuensi radio ini sejalan dengan visi ISAT yang ingin meningkatkan kualitas layanan data internet, sehingga bisa dinikmati oleh pelanggannya.

Sejumlah kebijakan pemerintah pun dinilai akan mempengaruhi kinerja ISAT tahun ini. Salah satunya adalah aturan terkait registrasi ulang kartu SIM. ISAT menilai, dalam jangka panjang, kebijakan itu berpeluang mengurangi beban perusahaan.

Menurut Deva, aturan ini justru bakal meningkatkan margin perusahaan dan positif bagi kebijakan efisiensi. "Akan mengurangi produksi kartu dan logistik ke seluruh Indonesia," kata Deva.

ISAT juga mulai melakukan program optimalisasi kas perusahaan. Hal ini dilakukan melalui penandatanganan pinjaman subordinasi dengan anak-anak usahanya. Anak usaha Indosat tersebut adalah PT Aplikanusa Lintasarta, PT Portal Bursa digital, PT Starone Mitra telekomunikasi, PT Indosat Mega Media, PT Indosat Pte Ltd dan PT Lintas Media Danawa.

Manajemen ISAT mengatakan, program ini bertujuan untuk membantu perusahaan menyediakan likuiditas internal dan mengoptimalkan kelebihan kas pada anak perusahaan. Berdasarkan perjanjian, anak usaha ISAT akan menghitung saldo kas lebih dalam tiga bulan terakhir.

ISAT akan bertindak sebagai peminjam. Sementara anak usahanya sebagai pemberi pinjaman.

Nilai pinjaman yang ditetapkan maksimal sebesar Rp 1 triliun. Lalu, suku bunga yang digunakan adalah JIBOR ditambah margin 2,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×