kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Perlemahan rupiah jadi sentimen negatif IHSG


Minggu, 22 April 2018 / 15:34 WIB
Perlemahan rupiah jadi sentimen negatif IHSG
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir diprediksi bakal membawa sentimen buruk ke pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal mencatatkan perlemahan dengan adanya koreksi rupiah dalam beberapa waktu terakhir.

Dalam data yang dihimpun Kontan.co.id lewat RTI saja, rupiah di pasar sempat mencatatkan nilai paling rendah di level Rp 13.946 per dollar Amerika Serikat (AS) dengan level tertingginya  Rp 13.780.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas mengungkapkan sentimen The Fed yang kembali memberikan wacana untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan secara agresif memberikan efek hawkish pada dolar AS sehingga menyebabkan rupiah terdepresiasi signifikan.

"Hal ini juga menyebabkan aksi profit taking sehingga menyebabkan IHSG terkoreksi wajar. Sementara itu, sentimen positif dari domestik masih minim" kata Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (22/4).

Menurutnya dengan sentimen tersebut, koreksi indeks pada perdagangan esok hari menjadi sangat mungkin.

Namun demikian, secara jangka panjang, menurut Nafan, beberapa hal sudah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mempertahankan nilai rupiah, salah satunya adalah lewat kebijakan BI dalam mempertahankan BI 7-day Reverse Repo di level 4,25% sebenarnya memiliki efek yang positif dalam rangka meningkatkan kinerja pertumbuhan kredit perbankan sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

"Mudah-mudahan dalam jangka menengah maupun jangka panjang akan memberikan implikasi positif bagi pertumbuhan IHSG," tambah Nafan.

Sementara itu, menurut Nafan dengan perlemahan rupiah ini, emiten-emiten yang mengandalkan bahan baku impor bakalan terkena sentimen negatif. Emiten-emiten farmasi yang banyak menggunakan bahan baku impor seperti PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) akan rentan tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×