kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perlambatan ekonomi global mendorong penguatan rupiah


Selasa, 22 Januari 2019 / 19:29 WIB
Perlambatan ekonomi global mendorong penguatan rupiah


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar Rupiah hari Selasa (22/1) ini terdorong langkah International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global sampai akhir 2019 yang tadinya 3,7% menjadi 3,5%. Begitu pula dengan tahun depan dengan proyeksi pertumbuhan awal 3,7% berubah ke level 3,6%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menilai pernyataan IMF karena kondisi perang dagang AS dan China yang tak kunjung selesai sehingga membuat rupiah ditutup menguat. ”Ini diprediksi berdampak terhadap rating pertumbuhan ekonomi beberapa negara seperti AS, Inggris, dan China,” tutur Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (22/1).

Ia menambahkan data gross domestic product (GDP) China yang dirilis pada Minggu (20/1) masih menjadi sentimen kuat dari pencapaian rupiah hari ini. Sesuai dengan ekspektasi, GDB China berada di level 6,4%.

Mengutip Bloomberg pada Selasa (22/1) pukul 16.10 WIB rupiah menguat 0,05% di level Rp 14.220 per dollar AS. Setelah kemarin ditutup di level Rp 14.227 per dollar AS.

Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) yang mencatat rupiah terkoreksi di level Rp 14.221 per dollar AS. Angka ini terdepresiasi 0,063% pada pergerakan rupiah kemarin di level Rp 14.212 per dollar AS.

Koreksi tipis ini terjadi karena pemerintahan Amerika Serikat (AS) sampai hari ini masih terpantau shotdown. “Imbasnya investor beralih ke dollar AS ketimbang mata uang emerging market,” kata Ibrahim. Ia menambahkah kondisi perintahan AS saat ini membuat ekonomi Paman Sam melemah 0,4%.

Bahkan rilis data yang dijadwalkan pada pekan ini sepertinya akan diundur dalam yang yang belum bisa ditentukan. Inilah sentimen yang membuat rupiah ditutup melemah pada hari ini.

Brexit pun dirasa cukup menganggu pergerakan rupiah. Perdana Menteri Inggris, Theresa May pada pidatonya menyatakan Inggris akan melakukan 'plan B'. Tujuannya tak lain untuk melakukan voting kedua. Ibrahin meramalkan seumpama Brexit kembali mengambang, pemilihan ulang mungkin akan diselenggarakan di Inggris. 

Ia memprediksi pada perdagangan besok (23/1) rupiah cenderung terkoreksi. Adapun rentang pergerakannya berada di level US$ 14.190-RP 14.240 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×