kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Perkenalkan dunia saham ke kampus hingga pelosok


Rabu, 22 November 2017 / 08:15 WIB
Perkenalkan dunia saham ke kampus hingga pelosok


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kampanye tentang investasi saham semakin meluas. Bukan hanya otoritas terkait, kini praktisi dan sejumlah komunitas saham semakin gencar mengedukasi masyarakat akan pentingnya berinvestasi saham.

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama. Boleh jadi, ungkapan ini menjadi inspirasi bagi Ryan Filbert. Seorang praktisi dan inspirator investasi ini meluncurkan buku ke-15, yang bertajuk Yuk Belajar Nabung Saham.

Dia memang punya mimpi dan cita-cita untuk mengedukasi masyarakat Indonesia agar memahami dunia investasi, khususnya saham. Ryan membangun komunitas investasi sejak tahun 2014. Kini, ia mengkliam, anggota komunitasnya sudah mencapai lebih dari 10.000 orang.

Selain mengedukasi masyarakat melalui buku, Ryan juga menggelar berbagai seminar tentang menabung saham. Ke depan, dia berencana membuat komik tentang investasi yang ditujukan bagi masyarakat yang awam tentang dunia finansial. "Saya berusaha mengedukasi masyarakat bahwa menabung itu tidak bisa membuat kaya. Bila ada orang yang kaya setelah tahun 2000-an, mungkin dia kaya dengan menabung dari hasil korupsi," tutur Ryan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/11).

Latar belakangnya sebagai pengajar, membuat Ryan ingin mendidik orang untuk berinvestasi saham.

Sejatinya, dia berangkat dari keluarga yang tidak mendukungnya berinvestasi melalui saham. Namun Ryan tetap teguh menabung saham. Dia memaparkan beberapa prinsip, seperti berinvestasi di masa tua. Dalam satu bulan, jika seseorang memiliki penghasilan Rp 20 juta, maka sebaiknya 50%-nya masuk ke pasar modal.

Tentang saham yang dipilih, Ryan bilang, tidak ada rumus baku. Namun bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Contohnya, jika ingin berinvestasi 10 tahun, maka menjauhi saham pertambangan. Ini berdasarkan beberapa faktor. Misalnya, cadangan tambang bisa saja habis. Kemudian fluktuasi harganya cukup tinggi.

Apa yang dilakukan Ryan dan beberapa komunitas lainnya sejalan dengan upaya otoritas BEI untuk memasyarakatkan investasi saham.

Untuk memperkenalkan investasi saham, BEI masuk ke segala lini. Misalnya, membuka galeri investasi di kampus-kampus di Indonesia. BEI telah bekerjasama dengan 310 perguruan tinggi untuk membuka 316 galeri investasi. Sasarannya adalah investor muda.

Bukan hanya itu, otoritas Bursa juga membuka program Desa Nabung Saham. Ada beberapa desa yang sudah disinggahi, seperti di Kalimantan Timur, Aceh, dan Lombok Tengah. Pekan depan, BEI berencana membuka Desa Nabung Saham di Timika.

Program tersebut turut mengerek jumlah investor di pasar modal. Hingga saat ini, jumlah investor saham yang tercatat mencapai 618.000 Single Investor Identification (SID). Adapun investor reksadana mencapai 1,09 juta SID. "Dibandingkan dua tahun lalu sebelum program Yuk Nabung Saham meluncur, maka ada peningkatan hampir 50%" kata Direktur BEI Nicky Hogan. Di saat yang sama jumlah investor aktif di bursa saham Indonesia terus bertambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×