Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk pada Selasa (23/3). Pada lelang kali ini pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 12 triliun.
Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat enam seri SBSN yang akan dilelang, yakni satu seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan lima seri PBS (Project Based Sukuk).
Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management, Dimas Yusuf, memprediksi lelang sukuk untuk pekan depan masih akan tergantung pada pergerakan yield di Amerika Serikat yang sudah melebihi level 1,7%. Hal ini yang akan menjadi perhatian investor, apakah yield masih bisa naik lagi atau tidak.
Baca Juga: Kemenkeu: Hingga 17 Maret 2021 realisasi penerbitan SBN mencapai Rp 365,38 triliun
“Jadi menurut saya tergantung seberapa jauh yield US di hari Senin (22/3), kalau yield sudah naik banyak, bisa naik sampai misalnya 2%, menurut saya incoming bid untuk sukuk tidak turun terlalu banyak, karena yield sudah tidak akan naik terlalu banyak lagi,” tuturnya.
Pada lelang sukuk sebelumnya (10/3), jumlah penawaran mencapai Rp 17,975 triliun, dengan penyerapan Rp 4,495 triliun.
“Yang paling mempengaruhi saat ini ya yield US Treasury, cuma tentunya faktor lain masih bisa mempengaruhi, misalnya seperti kenaikan nilai tukar rupiah, karena tentunya itu bakal mempengaruhi total return untuk investor juga,” ujar dimas.
Dimas memprediksi turunnya penawaran pada lelang-lelang sebelumnya karena khawatirnya investor terhadap yield yang masih bisa naik lagi.
“Tapi anyway secara fundamental, Indonesia terus-menerus membaik. Satu-satunya alasan incoming bid itu memang menurun, kenapa menurun, lebih karena ekspektasi yield masih bisa naik. Nanti kalau yieldnya sudah topping of, justru sudah turun sedikit, menurut saya bisa cepat balik lagi jumlah penawaran yang masuknya,” ujarnya.
Secara keseluruhan menurutnya tidak akan ada kejutan dari sisi penawaran. Hal ini karena apabila penawaran masuk masih terlalu kecil, maka pemerintah masih bisa mengambil opsi greenshoe.
Baca Juga: Pemerintah lelang enam seri sukuk pada Selasa pekan depan, target indikatif Rp 12 T
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Management Indonesia, Ezra Nazula, masih belum dapat memberikan proyeksi detail mengenai lelang yang akan dilaksanakan Selasa besok, dikarenakan pasar yang masih volatile.
“Kami tetap perkirakan penawaran yang masuk akan lebih tinggi dari target pemerintah, dengan semua data-data yang sudah keluar dari AS sehingga level yield sekarang di 6.75% untuk 10 tahun merupakan level yang menarik untuk medium term. Untuk masuk dengan kondisi makro yang stabil seperti inflasi rendah dan bank sentral yang akomodatif,” ujarnya.
Dimas juga memperkirakan bahwa medium dan short tenor akan menjadi seri yang diburu, karena volatilitas pasar yang masih tinggi, dan investor masih banyak yang mencari aman, agak hati-hati. “Kalau dilihat dari kemarin lelang SUN (Surat Utang Negara), seri benchmark utama seperti FR0087 masih akan diminati. Jadi menurut saya, historical liquidity itu masih akan sangat berperan,” pungkas Dimas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News