Reporter: Diba Amalia Haritz | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga tembaga diprediksi akan bergerak terbatas. Mengingat masih belum ada sentimen baru lainnya yang memiliki dampak besar menopang tembaga.
“Pergerakan akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor teknikal,” kata Analis PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto, Kamis (18/8)
Akan tetapi, menurut Andri spekulasi mengenai peningkatan suku bunga The Fed masih akan terus membayangi harga tembaga. Adanya FOMC (Federal Open Market Committee) Meeting Minutes yang diselenggarakan pada Rabu (17/8) mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga masih dapat terjadi.
Mengingat dampak dari Brexit juga tidak begitu signifikan mempengaruhi perekonomian Amerika. Namun mengutip dari usatoday.com, sebenarnya di dalam tubuh The Fed sendiri terbagi menjadi dua kubu yang bertentangan. Pertentangan tersebut dipicu dari perbedaan pendapat apakah tingkat suku bunga perlu dinaikkan atau tidak.
Secara teknikal, Andri memprediksi harga tembaga akan berada di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 sehingga berpotensi untuk menguat dalam waktu dekat jangka menengah.
Moving average convergence divergence berada pada negative 0,35. Sedangkan untuk indikator stochastic dan relative strength index berada di wilayah 29,5 dan 50,1.
Andri memperkirakan harga tembaga pada Jumat (19/8) akan berada di kisaran US$ 4.760 – US$ 4.800 per metrik ton dan US$ 4.700 – US$ 4.850 per metrik ton selama sepekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News