kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Minim sentimen, tembaga kembali turun


Kamis, 18 Agustus 2016 / 17:53 WIB
Minim sentimen, tembaga kembali turun


Reporter: Diba Amalia Haritz | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga tembaga merosot pada perdagangan Kamis (18/8). Berbagai sentimen telah menekan komoditas yang dijuluki Mr. Copper ini.

Mengutip Bloomberg, harga tembaga di London Metal Exchange kontrak tiga bulan anjlok 0,77% menjadi US$ 4.774 per metrik ton. Sementara sepekan terakhir tersungkur 0,97%.

Analis PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto berpendapat, penurunan harga tembaga lebih disebabkan adanya spekulasi mengenai kenaikan suku bunga AS. Spekulasi pasar tersebut menyebabkan dollar menguat.

Adanya penguatan dollar tidak sejalan dengan harga komoditas yang menggunakan dollar sebagai nilai tukarnya. Menurut Andri, memang pada dasarnya, penguatan dollar akan menyebabkan harga komoditas ikut menjulang.

Akan tetapi, hal tersebut dapat jadi bumerang karena pembeli akan menunda pembelian komoditasnya. “Terlebih lagi kondisi ekonomi saat ini belum stabil,” tambah Andri (18/8).

Adanya FOMC (Federal Open Market Committee) Meeting Minutes yang diselenggarakan pada Rabu (17/8) mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga masih dapat terjadi.

Namun mengutip dari usatoday.com, sebenarnya di dalam tubuh The Fed sendiri terbagi menjadi dua kubu yang bertentangan. Pertentangan tersebut dipicu dari perbedaan pendapat apakah tingkat suku bunga perlu dinaikkan atau tidak.

Selain sentimen mengenai suku bunga AS, merosotnya permintaan dari China menjadi pemicu lain turunnya harga tembaga. “Permintaan menurun akibat kegiatan industri dan manufaktur China melemah,” kata Andri.

Angka produksi industri China pada Juli 2016 tergerus menjadi 6,0% dibanding satu bulan sebelumnya yang dapat mencapai 6,2%.

Kemudian, sentimen negatif lainnya dating dari Indonesia. Pemberian izin ekspor tembaga Freeport oleh Indonesia menyebabkan harga tembaga tertekan.

Andri berpendapat dengan pemberian izin tersebut maka akan meningkatkan permintaan global. Sedangkan pada saat ini persediaan tembaga global masih cukup besar. Pemerintah Indonesia memberikan perpanjangan izin ekspor tembaga Freeport hingga Januari 2017.

Di sisi lain, produsen tembaga lainnya seperti Antofagasta Plc pun menyadari adanya ledakan pasokan tembaga global. Oleh karena itu, pihaknya akan lebih berfokus pada pengembangan profit dibandingkan produksi.

Antofagasta Plc mengatakan pada Bloomberg bahwa mereka akan menurunkan target produksi tembaga menjadi 710.000 – 740.000 metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×