kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.495.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.585   85,00   0,54%
  • IDX 7.521   40,52   0,54%
  • KOMPAS100 1.169   8,10   0,70%
  • LQ45 933   4,48   0,48%
  • ISSI 227   2,02   0,90%
  • IDX30 480   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 578   0,90   0,16%
  • IDX80 133   1,02   0,77%
  • IDXV30 142   1,62   1,15%
  • IDXQ30 161   0,16   0,10%

Performa IDX High Dividen 20 Naik Tipis, Simak Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 13 Oktober 2024 / 19:28 WIB
Performa IDX High Dividen 20 Naik Tipis, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Karyawan melintas dekat neon grafik simbol pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pekan lalu. Performa dari kinerja indeks IDX High Dividend 20 tercatat positif sejak awal tahun 2024. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/29/09/2024


Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa dari kinerja indeks IDX High Dividend 20 tercatat positif sejak awal tahun 2024. Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/10), performa indeks ini meningkat 0,52% secara tahun berjalan atau year to date (ytd).

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai, pertumbuhan kinerja IDX High Dividend 20 yang tumbuh tipis tersebut dikarenakan ada sejumlah saham yang turun signifikan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang masing-masing mencatatkan penurunan sebesar 14,41% ytd dan 25,57 ytd.

"Sedangkan keduanya memiliki bobot yang cukup besar terhadap indeks ini, dari BBRI bobot sebelumnya 16% turun menjadi 14,8% dan TLKM sebelumnya 15,9% turun menjadi 13,5%," kata Sukarno kepada Kontan, Jumat (11/10).

Sukarno memperkirakan indeks ini masih bisa tumbuh positif hingga akhir tahun 2024, terutama potensi penurunan kedua saham tersebut bisa berakhir mengingat valuasinya sudah lebih menarik setelah turun signifikan.

"Nah ketika kedua saham ini pulih kembali, maka potensi tumbuh di indeks ini cukup besar seiring pertumbuhan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)," ujarnya.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Big Cap Pilihan yang Berpeluang Menguat Usai Tertekan

Sukarno juga melihat ada sejumlah emiten yang menjadi penopang indeks tersebut. Antara lain TPIA, ADRO, PTBA, INDF, UNTR, BMRI, BBCA, INDF, AMRT, KLBF, ITMG dan INKP.

Sukarno menyarankan investor bisa mencermati indeks ini terutama pada saham yang masih mengalami penurunan. Seperti BBRI, TLKM, ASII, SMGR dan ANTM, yang secara fundamental cukup solid dan valuasi sudah lebih menarik.

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto melihat performa dari IDX High Dividend yang tumbuh tipis tersebut dikarenakan kurangnya minat pelaku pasar pada saham-saham yang tergabung dalam indeks tersebut.

"Saham pada indeks ini sedang mengalami tekanan jual asing sejak adanya sentimen stimulus ekonomi China. Selain itu, secara umum saham-saham High Dividend 20 memang momentumnya hanya saat pembagian dividen, jadi sebelum ada momentum tersebut minat pelaku pasar masih kurang," ujar William kepada Kontan, Minggu (13/10).

William berpendapat kinerja indeks ini masih bisa tumbuh positif hingga akhir tahun 2024. Pasalnya, performa indeks ini akan bergerak bersamaan dengan rilis laporan keuangan dan rencana pembagian dividen.

"Jadi selama keduanya masih bertumbuh, kinerja indeks ini akan naik karena minat beli saham dari pelaku pasar," jelasnya.

Menurutnya, tidak ada metode khusus yang perlu disiapkan oleh para investor. Hanya saja, investor perlu memerhatikan pergerakan tren saham dan pembagian dividen yang ada dalam indeks ini.

Baca Juga: Pekan lalu Menguat 0,33%, Simak Proyeksi IHSG untuk Senin (14/10)

William merekomendasikan buy untuk saham BBCA, BMRI, TLKM, BBRI dan ASII dengan masing-masing target harga Rp 11.000 per saham., Rp 7.200 per saham., Rp 3.300 per saham., Rp 5.500 per saham. dan Rp 5.500 per saham.

Sementara itu, Sukarno merekomendasikan untuk mencermati sejumlah saham yang tergabung pada indeks ini, meliputi BBRI dengan target harga Rp 6.000 per saham, ANTM di target harga Rp 1.640 per saham, TLKM pada target harga Rp 3.400 per saham.

Kemudian, cermati juga saham SMGR di target harga Rp 4.450 per saham, AMRT di target harga Rp 3.500 per saham, INKP pada target harga Rp 9.700 per saham, lalu ADRO di target harga Rp 3.990 per saham dan ASII dengan target harga Rp 5.400 per saham.

Selanjutnya: Neraca Perdagangan Indonesia Diperkirakan Surplus US$2,5 Miliar di September 2024

Menarik Dibaca: Waspada Bencana Jawa Tengah Besok (14/10), Ini Peringatan Dini Cuaca Hujan Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×