Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Jika tingkat suku bunga Fed Funds Rate (FRR) diproyeksikan naik, analis sarankan reduksi obligasi tenor panjang dan ganti ke obligasi tenor pendek untuk sementara waktu. Sinyal kenaikan suku bunga FFR untuk naik semakin menguat setelah The Fed mengumumkan akan mengurangi neraca pada Oktober mendatang.
I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Sekuritas mengatakan, strategi pemilihan portofolio bisa fokus pada obligasi tenor pendek saat suku bunga negara maju meroket. "Kalau tetap bertahan di tenor panjang, saat suku bunga naik maka akan terjadi penurunan harga yang lebih besar," kata Made, Jumat (22/9).
Sebaliknya, jika ke depan investor percaya suku bunga dalam negeri turun, maka baiknya investor perbanyak miliki obligasi tenor panjang untuk mendapatkan capital gain yang lebih besar dibandingkan obligasi tenor pendek.
Namun, Made mengingatkan meski suku bunga acuan negara maju diproyeksikan akan naik, tidak lantas semua portofolio ditarik ke obligasi tenor pendek. "Kita tidak tahu proyeksi akan berjalan sesuai dengan penglihatan kita atau tidak, kalau suku bunga FFR tidak jadi naik, berarti obligasi tenor panjang bisa tetap dipertahankan," kata Made.
Saat ini Made menyebut yield obligasi jangka pendek satu hingga lima tahun berada di kisaran 4,9%-6%. Sementara, yield obligasi jangka panjang dengan tenor di atas 10 tahun berada di kisaran 6,5%-7,46%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News