Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Sinyal kenaikan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) untuk naik semakin menguat setelah The Fed mengumumkan akan melakukan pengurangan neraca pada Oktober mendatang di rapat Federal Open Market Committee (FOMC), Kamis lalu.
Melihat kondisi pada pasar obligasi Indonesia, analis mengatakan kenaikan suku bunga pada negara maju tidak akan terlalu berdampak signifikan pada obligasi dengan tenor pendek dibandingkan obligasi tenor panjang.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan alasan obligasi tenor pendek lebih tahan banting pada kenaikan suku bunga negara maju dibanding obligasi tenor panjang karena faktor durasi.
"Dengan memiliki tenor pendek atau durasi lebih rendah, menyebabkan potensi penurunan harga obligasinya juga jadi lebih rendah dibanding dengan obligasi durasi panjang," kata Handy, Minggu (24/9).
Selain faktor durasi, kepemilikan asing di obligasi tenor pendek juga relatif lebih rendah dibandingkan obligasi tenor panjang saat ini. "Potensi penurunan harga akibat kejadian outflow juga relatif lebih rendah," kata Handy.
I Made Adi Saputra Analis Fixed Income MNC Sekuritas juga menegaskan secara teori dalam perhitungan surat utang memang obligasi tenor pendek tidak terlalu sensitif pada perubahan tingkat suku bunga jika dibandingkan dengan obligasi tenor panjang.
"Karena volatilitas obligasi jangka pendek juga lebih rendah, walaupun ada perubahan dari tingkat suku bunga reaksi terhadap harganya tidak terlalu banyak," kata Made, Jumat (22/9) lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News