kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan diramal pulih, ini rekomendasi analis untuk saham bank di indeks LQ45


Selasa, 09 Februari 2021 / 19:49 WIB
Perbankan diramal pulih, ini rekomendasi analis untuk saham bank di indeks LQ45
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di?kantor cabang?Bank?BNI, Jakarta, Kamis (21/1). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/21/01/2021.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jajaran emiten perbankan yang tergabung dalam indeks LQ45 telah merilis laporan keuangan sepanjang 2020. Teranyar, ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang membukukan laba bersih menjadi Rp 27,1 triliun atau turun 5% dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan biaya pencadangan yang lebih tinggi untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset.

Analis Pilarmas Invesntindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, realisasi kinerja perbankan dapat dikatakan berada di bawah ekspektasi pasar. Hal tersebut seiringan dengan komitmen dari perbankan guna mendukung pemulihan dari kredit.

Meski demikian, ia melihat prospek emiten perbankan khususnya yang berada pada indeks LQ45 masih cukup baik pada tahun ini. Adapun pendorongnya yaitu potensi membaiknya kinerja sektor riil yang diharapkan dapat menurunkan rasio kredit bermasalah tidak lebih besar ketimbang pada tahun 2020.

Baca Juga: Investor domestik jadi penopang IHSG

Sampai akhir tahun lalu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil membentuk pencadangan hingga Rp 64,1 triliun atau setara 248,0% dari nilai non performing loan (NPL).

Selain itu, bank terbesar di tanah air ini juga menjadi bank dengan nilai restrukturisasi kredit imbas pandemi paling tinggi, nilainya mencapai Rp 186,6 triliun ini setara 21,2% dari portofolio kreditnya.

Sementara BBCA, hingga akhir Desember 2020 mencatat restrukturisasi kredit sebesar Rp 104,2 triliun atau sekitar 18% dari total kredit, yang berasal dari sekitar 100.000 nasabah.

Baca Juga: Minim sentimen, IHSG diprediksi melemah lagi pada Rabu (10/2)

Sementara itu,Okie menambahkan, sekarang ini saham perbankan yang tergabung dalam indeks LQ45 juga sudah diperdagangkan pada valuasi yang relatif tinggi. Untuk saat ini, valuasi saham BBCA terbilang berada pada harga yang premium dimana saham tersebut saat ini diperdagangkan pada 4,89 kali PBV.

Sedangkan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) diperdagangkan di 1,6 kali PBV, selanjutnya PBV PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di 1,05 kali dan BBRI diperdagangkan pada 2,65 kali PBV.

Dari rasio tersebut dapat dikatakan BBCA dan BBRI berada pada harga yang premium sedangkan BMRI dan BBNI dapat dikatakan relatif wajar.

“Dalam waktu dekat dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) terhadap kinerja emiten perlu dicermati, hal ini seiringan dengan pemulihan yang diharapkan dapat terjadi pada tahun ini,” ujarnya, Selasa (9/2).

Okie masih menyematkan rekomendasi overweight pada saham sektor perbankan. Ia menyarankan pelaku pasar bisa hold saham BBRI dengan TP Rp 4.740, buy saham BMRI dengan TP Rp 7.850 dan hold BBCA dengan TP Rp 35.600.

Baca Juga: Dibayangi data-data domestik, IHSG diperkirakan masih melemah besok

Kemudian buy saham BBNI dengan TP Rp 7.900, dan buy BBTN dengan target harga Rp 2.060.

Pada akhir perdagangan Selasa (9/2) saham BBCA menguat 0,87% ke harga Rp 34.900 per saham, saham BBRI naik 3,59% ke harga Rp 4.620 per saham.

Sementara saham BMRI turun 1,14% ke harga Rp 6.500 per saham, dan BBNI terkoreksi 1,19% ke harga Rp 6.225 per saham.

Selanjutnya: Asing bukukan net sell Rp 441miliar, IHSG ditutup turun 0,44% ke 6.181, Selasa (9/2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×