Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi China mulai membaik pada pekan ini di tengah melemahnya ekonomi negara adi daya lainnya. Indonesia sebagai salah satu mitra dagang utama China tentunya diuntungkan, sehingga membuat rupiah bisa menghela nafas.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (11/4) rupiah ditutup menguat tipis 0,09% di level Rp 14.140 per dollar Amerika Serikat (AS) dari posisi kemarin Rp 14.153 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah terkoreksi sangat tipis 0,01% menjadi Rp 14.156 per dollar AS dari sebelumnya Rp 14.155 per dollar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim berpendapat, rilis data ekonomi terbaru dari China memberi harapan. Inflasi di tingkat produsen (PPI) China pada Maret tercatat 0,4% year on year (yoy). Ini adalah kenaikan pertama dalam sembilan bulan terakhir. PPI yang positif ini menandakan dunia usaha China mulai pulih, ditopang oleh stimulus fiskal dan moneter yang digelontorkan pemerintah dan bank sentral China (PBoC).
Tidak hanya dunia usaha, indeks konsumen pun terlihat lebih bergairah. Sementara inflasi di tingkat konsumen (CPI) pada Maret adalah 2,3% year on year, laju tercepat sejak Oktober 2018.
Di sisi lain, Ibrahim menilai dollar AS terancam karena pengakuan eksplisit Federal Reserve bahwa langkah selanjutnya dalam suku bunga AS mungkin turun ketimbang naik. Testimoni terakhir The Fed kemarin, mengatakan beberapa pejabat The Fed berpikir bahwa tingkat yang sesuai untuk suku bunga bisa bergeser ke arah mana pun.
Ibrahim meramal, pada penutupan pasar pekan ini kemungkinan rupiah masih akan menguat antara Rp 14.110-Rp 14.190 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News