kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Saham bank diprediksi akan terus melaju di kuartal II-2019


Kamis, 11 April 2019 / 17:23 WIB
Saham bank diprediksi akan terus melaju di kuartal II-2019


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki kuartal II 2019 ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sektor keuangan masih menjadi sektor yang paling subur. Indeks sektor keuangan tumbuh 9,12% sejak awal tahun hingga Kamis (11/4) atau year to date (ytd).

Angka tersebut jauh di atas pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 3,48% ytd. Salah satu sub sektor pendorongnya berasal dari sektor perbankan yang memang memiliki kapitalisasi pasar terbesar.

Adapun empat saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di sektor ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Dari pergerakan saham hingga kemarin, tercatat BBCA tumbuh 5,58% ytd ke level Rp 27.450 per saham, BBRI tumbuh 17,49% ytd ke level Rp 4.300 per saham, BBNI tumbuh 9,66% ytd ke level Rp 9.650 per saham dan BMRI tumbuh 0,35% ytd ke level Rp 7.400 per saham.

Menanggapi kondisi ini, Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su mengatakan, ada dua faktor yang memengaruhi pergerakan saham perbankan. Untuk faktor eksternal dari kebijakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS). Sedangkan untuk internal dari kebijakan Bank Indonesia (BI) serta formasi kabinet pascapemilu.

“Tergantung, kalau 02 (pasangan calon presiden) menang, kemungkinan akan ada profit taking dulu. Jika 02 menang BBCA, kalau 01 menang BBNI,” ujar Harry kepada Kontan.co.id, Kamis (11/4).

Sekadar informasi, Federal Reserve sepertinya belum menunjukkan sinyal akan adanya kenaikan suku bunga acuan. Bahkan arahnya cenderung akan menahan hingga akhir tahun 2019 ini. Di sisi lain, BI pun turut menyesuaikan dengan menahan suku bunga acuan di level 6%.

Wijen Pontus, analis Royal Investium Sekuritas mengatakan, sektor keuangan ini akan terus bergerak naik paling tidak hingga akhir semester I 2019 ini.

Senada, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, pergerakan saham bank biasanya akan mengikuti momentum ekonomi, terutama ekonomi domestik. Menurutnya, dengan The Fed yang diperkirakan mempertahankan suku bunganya di tahun 2019 ini, BI punya ruang yang lebih besar untuk menjaga suku bunga acuannya atau bahkan menurunkan suku bunga.

“Mengingat inflasi terbaru masih di bawah 3% yoy, sementara BI 7 day reverse repo rate masih di level 6%,” ujar Valdy. Melihat data BI, berdasarkan laporan analisis uang beredar, hingga Februari 2019, penyaluran kredit mencapai Rp 5.254,7 triliun atau tumbuh 12% yoy.

Menurutnya, saham perbankan akan terus melaju setidaknya hingga perhelatan pemilu 2019. Pasalnya ada kecenderungan IHSG bergerak sideways menjelang pemilu terbukti dari pergerakan di kuartal I 2019 lalu.

Valdy menambahkan, setelah pemilu, diharapkan arus dana investasi, baik ke sektor riil maupun pasar modal dan keuangan diharapkan meningkat yang sejalan dengan kebutuhan pendanaan.

“Sentimen global bukan sangat mendukung, tapi setidaknya mendukung upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan suku bunga. Dengan kondisi saat ini, BBRI, BBNI dan BMRI,” ujar Valdy.

Adapun rekomendasinya adalah BBRI buy di kisaran Rp 4.100-Rp 4.200 dengan target harga Rp 4.600, BBNI buy di kisaran Rp 9.500-Rp 9.750 dengan target Rp 10.000-Rp 10.500 dan BMRI buy di kisaran Rp 7.200-Rp 7.400 dengan target Rp 7.900-Rp 8.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×