Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SEOUL. Bursa Korea Selatan (Korsel) merah padam. Selain itu, obligasi melorot dan mata uang won keok ke level terendah dalam dua bulan. Kondisi ini terjadi setelah Korea Utara (Korut) menembakkan artilerinya ke pulau perbatasan kedua negara sehingga menewaskan dua tentara.
Pada pukul 10.18 waktu Seoul, indeks Kospi anjlok 0,6% menjadi 1.917,40. Saham-saham perusahaan pembuat kapal dan maskapai penerbangan memimpin penurunan indeks. Di antaranya Samsung Heavy Industries Co dan Korean Air Lines Co yang masing-masing melorot 1,6%.
Sementara itu, yield untuk obligasi pemerintah dengan kurun waktu tiga tahun naik empat basis poin menjadi 3,40%. Won keok 1% ke level 1.148,65 per dollar. Sebelumnya, mata uang Korsel ini sempat menyentuh level 1.172,50 yang merupakan level paling rendah sejak 9 September lalu.
"Akan ada aksi jual seiring naiknya resiko premium. Saya sangat yakin kondisi ini akan memperburuk kondisi pasar Asia, khususnya pasar yang terletak berdekatan dengan Korsel," jelas Geoffrey Ng, CEO HLG Asset Management Sdn di Kuala Lumpur.
Sementara itu, hubungan antar kedua negara bersaudara itu semakin memanas. Pemerintah Korsel menerbangkan pesawat tempur dan balas menembaki wilayah Korut. Serangan balasan itu menjadi serangan terburuk sejak delapan terakhir.
Terkait memburuknya situasi, Menteri Keuangan Korsel mengatakan, pemerintah akan menyiapkan likuiditas yang cukup banyak untuk menstabilkan pasar finansial Korsel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News