kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perang dagang membuat harga CPO lunglai di bulan Ramadan


Rabu, 08 Mei 2019 / 19:43 WIB
Perang dagang membuat harga CPO lunglai di bulan Ramadan


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki bulan Ramadan harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mulai mengalami koreksi. Padahal secara siklus biasanya saat Ramadan harga CPO membaik karena kebutuhan bahan makanan yang menggunakan CPO semakin banyak.

Mengutip Bloomberg, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2019 di Malaysia Derivative Exchange pada Rabu (8/5) berada di level RM 2.024 per metrik ton. Angka ini turun sebanyak 0,78% dari harga CPO sebelumnya RM 2.040 per metrik ton.

Bahkan awal pekan ini harga CPO mencapai titik terendahnya dalam lima bulan terakhir dengan koreksi 2% di level RM 1.984 per metrik ton.

Analis Asia Trade Point Futures, Deddy Yusuf Siregar menilai dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China menghancurkan tren penguatan harga minyak sawit saat Ramadan. Sebab saat ini China terpantau sebagai importir CPO terbesar.

Masalahnya, ekonomi negeri Panda itu semakin terancam pasca Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan 25% biaya impor China yang sebelumnya sebesar US$ 200 miliar. Dikabarkan besok delegasi kedua negara Adidaya tersebut akan melakukan pertemuan di China selama dua hari sampai dengan Jumat (10/5) waktu setempat, guna membicarakan tarif impor tersebut.

Namun, Deddy menilai secara umum harga CPO bakal dalam tren melemah pada tahun ini. Sebab, impor CPO China akan dipangkas dan dialihkan ke minyak kedelai dari AS dan menurunkan tarif impor minyak nabati itu yang mana perjanjian itu juga dibahas dalam nota kesepakatan gencatan dagang AS-China.

Apalagi Uni Eropa melancarkan kampanye hitam terhadap lahan sawit di Indonesia yang dianggap ilegal karena berada di kawasan hutan lindung dan membuat emisi udara sebagai pemicu pemanasan global.

“Sampai dengan akhir tahun ini harga CPO bakal bearish, cukup sulit bagi CPO bergerak lebih tinggi di atas RM 2.000 per metrik ton,” kata Deddy kepada Kontan.co.id, Rabu (8/5). Ia menambahkan sampai dengan akhir tahun kemungkinan harga CPO berada di level RM 1.900 per metrik ton.

Secara teknikal ia mengamati indikator moving average (MA) 50, MA100. Dan MA200 berada di bawah garis yang mengindikasikan pelemahan. Selanjutnya indikator stochastic berada di area oversold, berpeluang rebound.

Deddy meramal pada perdagangan besok harga CPO masih cenderung melemah dan akan diperdagangkan di level RM 1.990-RM 2.070 per metrik ton. Sementara sepekan ke depan berada di level RM 1.980-RM 2.090 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×