Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perang dagang di depan mata setelah Amerika Serikat (AS) menerapkan tarif impor hingga senilai US$ 34 miliar atas produk dari China, mulai Jumat waktu AS. Bila perang dagang meluas, ekonom mengingatkan, bisa menenggelamkan ekonomi AS ke jurang resesi, mengakhiri ekspansi ekonomi terpanjang kedua dalam sejarah AS.
Meskipun ekonomi AS sekarang kuat, pebisnis dan investor semakin khawatir dengan kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump. Sebab, langkah Trump itu bisa memicu pembalasan dari negara lain.
Seperti dikutip CNNMoney, ekonom Bank of America Merrill Lynch Michelle Meyer mengingatkan akhir bulan lalu bahwa konfrontasi perdagangan secara global kemungkinan akan mendorong AS dan seluruh dunia ke jurang resesi ekonomi.
Perang dagang akan menimbulkan efek domino. Awalnya pebisnis akan terpukul dengan biaya lebih tinggi akibat efek kenaikan tarif. Kemudian, perusahaan kesulitan mencari tahu bagaimana mendapatkan bahan baku yang mereka butuhkan. Akhirnya, kepercayaan di kalangan eksekutif dan rumah tangga akan menurun. Pebisnis akan merespons dengan menarik kembali rencana belanjanya.
"Kami masih banyak langkah untuk menjauh dari perang dagang penuh. Namun ketegangan perdagangan cenderung memburuk," kata Meyer.
Trump akan memberlakukan tarif impor produk-produk dari Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa. Tahap awal, pengenaan tarif impor diberlakukan atas produk dari China yang berlaku Jumat (6/70. Pemerintahan Trump juga menimbang tarif impor otomatis dan pembatasan investasi Cina pada perusahaan teknologi AS.
China sendiri menuduh AS memulai perang dagang terbesar dalam sejarah ekonomi dunia. China tidak tinggal diam dan akan segera membalas tarif impor atas barang-barang dari AS dengan nilai yang sama.
Greg Valliere, Kepala Strategi Global di Horizon Investments menulis dalam sebuah catatan kepada kliennya bahwa pembicaraan tentang kemungkinan resesi ekonomi tampaknya terlalu mengada-ada.
Ketidakpastian kebijakan perdagangan dapat membekukan keputusan investasi perusahaan-perusahaan besar. Indikasi ini terlihat dari keyakinan yang telah berkurang di kalangan eksekutif bisnis di Jerman, yang sangat bergantung pada ekspor. Indeks iklim bisnis IFO Jerman tercatat merosot pada bulan Juni 2018, dipimpin penurunan tajam perusahaan yang terlibat dalam perdagangan global.
Di Amerika Serikat, Harley-Davidson telah mengingatkan bahwa pembalasan dari Uni Eropa dapat merugikan Harley sebanyak US$ 100 juta per tahun. Produsen motor gede sedang mengalihkan beberapa produksi sepeda motor keluar dari AS.
Ringkasan pertemuan The Federal Reserve yang terbaru juga menunjukkan bahwa pejabat Fed semakin khawatir tentang kerugian ekonomi dari kebijakan perdagangan ala Trump. The Fed menilai ada kemungkinan dampak buruk dari penerapan tarif impor dan pembatasan perdagangan yang diusulkan AS, pada kegiatan investasi masa depan.
Meyer mengatakan gelombang perang tarif impor akan merugikan konsumen dan menggangu rantai pasokan bisnis. "Penurunan kepercayaan dan gangguan rantai suplai dapat memberi kejutan yang mengarah ke resesi langsung," tulis Meyer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News