Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China kian memanas hari ini setelah AS resmi menaikkan tarif impor barang China sebesar 25%. Analis PT Rifan Financindo Berjangka, Puja Purbaya Sakti merekomendasikan beli emas sebagai aset safe-haven.
Berdasarkan data Bloomberg Jumat (10/5) pukul 17.10 WIB, harga emas untuk pengiriman Juni 2019 di Commodity Exchange menguat 0,08% ke US$ 1.285 per ons troi dari harga kemarin pada US$ 1,284 per ons troi. Sepekan harga si kuning menguat 0,46% sejak penutupan pasar Jumat (3/5) di level US$ 1.279 per ons troi.
Sakti menilai harga emas pada perdagangan hari ini masih stabil di jalur untuk kenaikan mingguan karena investor menghindar dari aset berisiko di tengah kekhawatiran bahwa keretakan perdagangan antara AS dan China bisa semakin dalam jika pembicaraan antara keduanya gagal mencapai kesepakatan.
Harga emas naik karena AS menaikkan tarif barang-barang China senilai US$200 miliar, memperdalam konflik dengan China dan membuat bayangan prospek ekonomi global.
Tarif tambahan dimulai pukul 00:01 waktu Washington. Tarif kini telah naik menjadi 25% dari 10% sebelumnya dalam lebih dari 5.700 kategori produk yang berbeda dari China.
Bila sentimen global; yang masih runyam pekan depan Sakti menilai sebagai aset safe-haven, emas akan kebanjiran pembeli sementara dollar AS melemah.
Di sisi lain kemarin AS melaporkan data ekonomi Producer Price Index (PPI) bulanan AS berada di level 0,2% yang berada di bawah pencapaian periode sebelumnya di level 0,6%. Koreksi USD semakin dalam bila China melawan AS membuat perang dagang makin runyam
Asal tahu saja, Negosiator terkemuka AS dan China termasuk Wakil Perdana Menteri China Liu He, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengakhiri diskusi dua hari pertama di Washington dan diperkirakan akan melanjutkan pembicaraan pada Jumat (10/5) waktu setempat.
Katalis penggerak selanjutnya terdapat rilis data produksi industri kawasan Eropa dan data PDB Inggris secara bulanan dan juga kuartal. Lalu terdapat rilis data tingkat inflasi AS.
“Meningkatnya tensi perang dagang antara AS-China dan belum stabilnya ekonomi global mendongkrak harga emas pada perdagangan,” kata Sakti kepada Kontan, Jumat (10/5).
Sakti mengamati secara analisa teknikal indikator moving average exponential (MAE) dengan kondisi melebar yang menunjukkan arah harga berpotensi lanjutkan gain.
Selanjutnya pada indikator relative strength index (RSI) berada di area 50 yang menunjukkan arah harga naik. Kemudian pada indikator commodity channel index (CCI) berada di area 100 yang menunjukkan harga di area overbought.
“Secara umum emas berpotensi untuk kembali lanjutkan penguatannya pada perdagangan selanjutnya,” tutur Sakti.
Ia merekomendasi beli emas selama harga di atas US$ 1.290 per ons troi. Pekan depan ia meramal harga emas bakal bergerak di level support US$ 1.279,43, US$ 1.274,97, dan US$ 1.266,07 per ons troi. Sementara level resistance antara US$ 1.288,33, US$ 1.292,77, dan US$ 1.301,67 per ons troi.
Lebih jauh, Sakti memproyeksikan harga emas sepanjang kuartal-II berada di level support US$ 1.263,13, US$ 1.242,37, dan US$ 1.197,87 per ons troi. Sedangkan level resistance antara US$ 1.307,63, US$ 1.331,37, dan US$ 1.375,87 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News