kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peran investor lokal di pasar kian besar


Senin, 19 Maret 2018 / 08:00 WIB
Peran investor lokal di pasar kian besar
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi jual investor asing belakangan ini turut mengubah porsi kepemilikan surat berharga (efek) rupiah. Berdasarkan data terbaru Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pemegang efek lokal terus bertambah.

Hingga 9 Maret 2018, kepemilikan efek rupiah oleh asing mencapai Rp 2.026,52 triliun atau 44,45% total kepemilikan efek di Indonesia. Adapun pemodal lokal menguasai 55,55%, setara Rp 2.533,05 triliun. Di tiga bulan terakhir, porsi lokal di pasar modal cenderung naik.

Setidaknya selama tiga pekan terakhir komposisi lokal terus membesar. Porsi asing semakin susut di kepemilikan efek rupiah. Hanya saja, dalam instrumen khusus, seperti instrumen ekuitas, kepemilikan asing masih di atas domestik. Hingga 9 Maret 2018, porsi asing di ekuitas Rp 1.986,89 triliun. Sedangkan kepemilikan ekuitas oleh lokal sebesar Rp 1.975,63 triliun.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, investor asing biasanya memindahkan aset ke instrumen safe haven, seperti franc Swiss, yen Jepang, bahkan mengalihkan aset ke obligasi. Sejatinya, investor lokal bisa memanfaatkan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan keluarnya asing untuk mengakumulasi beli.  “Secara umum, fundamental makroekonomi dalam negeri stabil,” kata dia ke KONTAN, Jumat (16/3).

Nafan juga melihat saat ini investor asing menunggu sikap pemerintah Indonesia terkait kenaikan bunga The Fed pada 21 Maret nanti. Setelah itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) akan menentukan bunga acuan. Diharapkan ini menjadi awal momentum positif bagi pergerakan IHSG. “Menurut saya bunga acuan BI akan dipertahankan, sebab inflasi masih stabil,” lanjut dia.

Di sisi lain, pemain lokal, berupa investor institusi maupun dana pensiun, berpeluang menggerakkan pasar. Adapun investor individu atau ritel cenderung memanfaatkan volatilitas untuk trading. Investor ritel belum terlalu kuat menopang pasar saham.

Research Manager Shinhan Sekuritas Indonesia Teuku Hendry Andrean menilai, investor lokal tak mampu membalik arah IHSG di saat investor asing net sell. Sebab saat ini sentimen pasar belum cukup kuat mengerek IHSG. “Rupiah masih dibayangi tekanan,” ujar dia.

Sentimen berupa laporan keuangan emiten di 2017 sudah banyak dirilis. Selain itu, data ekonomi Indonesia masih bagus. Lembaga pemeringkat asing Standard & Poor's juga diprediksi tak mengubah outlook dan rating Indonesia. “Saat ini sebaiknya wait and see,“ ungkap Hendry.

Di tengah fluktuasi pasar, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis asing akan kembali masuk. Selain ada yang profit taking, sebagian pemodal asing menunggu pasar terkoreksi dan berusaha masuk. “Mereka sudah membagi dana investasi pada suatu negara sekian dan sekian,” kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Kamis (15/3) pekan lalu.

Indonesia masih bisa menjadi tujuan investasi. Asalkan emiten punya fundamental bagus. BEI pun optimistis melihat kinerja emiten saat ini. Per 13 Februari 2018, BEI mencatat 70 emiten melaporkan kinerja keuangan 2017. Angka ini mewakili 48% kapitalisasi pasar modal BEI. Hasilnya, pendapatan emiten mencapai Rp 1.528,43 triliun, naik 24,87% (yoy). Adapun labanya tumbuh 24,77% (yoy) menjadi Rp 177,40 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×