kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.053   -12,62   -0,18%
  • KOMPAS100 1.054   -1,38   -0,13%
  • LQ45 828   -2,94   -0,35%
  • ISSI 215   0,00   0,00%
  • IDX30 423   -1,20   -0,28%
  • IDXHIDIV20 513   -0,63   -0,12%
  • IDX80 120   -0,26   -0,22%
  • IDXV30 125   0,61   0,49%
  • IDXQ30 142   -0,11   -0,08%

Perak terkikis 11,88% sepanjang tahun 2015


Kamis, 31 Desember 2015 / 18:03 WIB
Perak terkikis 11,88% sepanjang tahun 2015


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga perak babak belur di tahun 2015 lantaran terpukul isu kenaikan suku bunga The Fed serta perlambatan ekonomi global.

Mengutip Bloomberg, Kamis (31/12) pukul 9.52 WIB, harga perak kontrak pengiriman Maret 2016 di Commodity exchange menguat 0,45% ke level US$ 13,905 per ons troi dibanding sehari sebelumnya.

Jika dilihat sepanjang tahun ini, harga perak telah terkikis 11,88%. Fokus perhatian pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed telah menggerus harga perak di tahun 2015. Analis Central Capital Futures, Wahyu Tri Wibowo mengatakan, menguatnya dollar AS menekan harga komoditas.

Ketika pejabat The Fed menyampaikan pernyataan hawkish terkait suku bunga, maka harga perak akan tertekan, demikian juga sebaliknya. Mendekati pengumuman suku bunga, perak terus tergerus dan mencatat level terendah sejak 2009 di US$ 13,69 per ons troi di awal pekan lalu.

Sementara level tertingginya di US$ 18,53 pada 22 Januari 2015 ketika isu kenaikan suku bunga The Fed belum terlalu kencang. "Secara fundamental perak masih negatif," lanjut Wahyu.

Konsumen perak terbesar berasal dari Amerika Serikat (AS) yakni sekitar 22% dari total konsumsi global, disusul dengan China sekitar 15%, Jepang 12% dan India 11%. Memang ada harapan kenaikan permintaan dari AS ketika kondisi ekonomi negeri Paman Sam semakin baik. "Tetapi AS tidak bisa diandalkan karena hanya 22%," lanjut Wahyu.

Tahun 2016, Wahyu melihat prospek perak tidak jauh berbeda dengan tahun ini. Secara fundamental, ekonomi global belum mengalami banyak perbaikan. Lalu, wacana kenaikan suku bunga The Fed terus berlanjut. "Secara umum semua masih rentan pelemahan," papar Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×