Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kilau harga perak kian cemerlang ditopang perbaikan data manufaktur di sejumlah negara. Harga kian terbang setelah skandal email membelit calon presiden Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton.
Mengutip Bloomberg, Senin (31/10) pukul 16.00 WIB, harga perak kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange menguat 0,36% ke level US$ 17,86 dibanding sehari sebelumnya. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 3 Oktober. Dalam sepekan terakhir, perak terangkat 1,5%.
Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, harga perak sedikit ditopang oleh membaiknya data manufaktur bulan Oktober di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat (AS). Data manufaktur China yang terus membaik juga menjaga penguatan perak.
Di samping itu, skandal email yang menimpa calon Presiden AS, Hillary Clinton turut membawa efek positif bagi perak sebagai aset aman. Kasus yang menimba Clinton memberi dampak negatif ke pasar saham AS dan nilai tukar USD.
Imbasnya, pelaku pasar kembali khawatir dan mengoleksi safe haven termasuk perak. "Tetapi dampaknya tidak terlalu signifikan," kata Andri.
Andri menduga, pergerakan harga perak dalam jangka pendek masih akan fluktuatif. Sebab, banyak data penting baik dari AS, Jepang hingga China yang akan dirilis pekan ini. Di antaranya data manufaktur China, Inggris dan AS serta pengumuman kebijakan Bank Sentral Jepang (BOE), Bank Sentral Inggris (BOE) hingga suku bunga The Fed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News