Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah tumbang sore ini, meski sempat menguat di perdagangan pagi. Nilai tukar rupiah diperdagangkan di dekat level terlemahnya lebih dari tiga pekan terakhir. Hal ini dipicu kegagalan para pembuat kebijakan Eropa menyepakati rencana penyelamatan Yunani.
Mata uang Garuda tertekan 0,2% ke level Rp 8.614 per dollar AS, pada pukul 4.26 sore di Jakarta. Pada 17 Juni kemarin, rupiah juga pernah jatuh ke level terlemahnya sejak 28 April di Rp 8.620 per dollar AS.
Rupiah menghapus penguatan di awal perdagangan setelah indeks saham regional MSCI Asia Pasifik jatuh untuk hari yang keempat. Ketua menteri keuangan Eropa mengatakan, bantuan lebih lanjut akan tergantung bagaimana Perdana Menteri Yunani George Papandreou menyampaikan pemangkasan anggaran di hadapan oposisinya.
Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang menghitung pergerakan 10 mata uang regional yang paling banyak digunakan (tidak termasuk yen), mengalami penurunan tertajam dalam empat minggu.
Head of treasury PT Bank Resona Perdania Lindawati Susanto menyebut, volatilitas di pasar disebabkan kekhawatiran krisis utang Eropa. "Dan itu akan berdampak pada rupiah," ujarnya.
Harga obligasi pemerintah berjangka waktu 10 tahun tumbang untuk hari yang ketiga. Data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 naik satu basis pouin ke level 7,68%, sore ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News